Page 120 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 120

acara tersebut. Nyai Balau membagikan bahan makanan bagi rakyat
            yang memerlukan dan ramuan obat herbal bagi yang sakit.
                 Nyai  Balau  dan  suaminya  memenuhi  janjinya,  mereka
            mengangkat Mantikei menjadi saudara angkat putranya dan meminta
            Mantikei tinggal bersamanya.
                 “Kita  berjodoh  Mantikei,  dahulu  pertama  melihatmu  kami
                 menyukai  syair  karungut  dan  sikap  santunmu”  Kata
                 Tumenggung Kenyapi dan diiakan Nyai Balau.

                 Seiring pergantian musim, paceklik berangsur berubah menjadi
            kemakmuran.  Nyai  balau  berbahagia  berkumpul  dengan  putranya

            hidup  tenang,  sedangkan  putranya  juga  sangat  senang  karena
            mempunyai saudara. Mereka hidup rukun seperti halnya kakak adik.
            Bersama-sama  belajar,  mengembangkan  seni  karungut.  Mereka
            menjadi contoh dan diikuti pemuda Tewah. Mereka kian mencintai
            menjunjung budaya leluhur, giat belajar, bekerja dan tidak bermalas-
            malasan.  Masyarakat  Tewah  hidup  rukun,  santun  dan  memiliki
            berbagai  ketrampilan.  Mereka  giat  bekerja,  mandiri  di  bawah
            pimpinan Nyai Balau dan suaminya. Nyai Balau seorang pemimpin
            wanita  yang  pintar,  bijak,  peduli  dengan  rakyatnya  dan  baik  hati.
            Masyarakat Tewah, semakin makmur, terkenal, masyarakatnya pun
            sejahtera.

                                        TAMAT














                               CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 109
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125