Page 124 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 124
berpapasan dengan sang purti maka akan tercium aroma angrek
hutan yang wangi sekali dari tubuhnya.
Pengumuman sudah tersebar ke desa-desa. Banyak para
pemuda perkasa datang, ada yang dari pegunungan maupun dari
seberang lautan. Akan tetapi belum ada satu orang pemuda yang
mampu mengalahkan Datuh Lauk Kali. Mereka menyerah, bahkan
ada yang menjadi mangsa ikan raksasa tersebut.
Ada beberapa orang datang dengan maksud untuk menghalau
Datuh Lauk Kali, namun ketika mendengar suara bergemuruh dari
dalam air yang sangat kuat hingga membentuk gelombang besar di
sekitar. Ciutlah nyali para pemuda tersebut. Ada yang lari terbirit-
birit karena takutnya.
Damang merasa sangat sedih atas kegagalan untuk
melenyapkan Datuh Lauk Kali dari sungai, beliau bingung harus
melakukan apalagi. Hingga beliau berpikir untuk pergi menepi saja
melakukan doa disebuah goa berharap akan datang seseorang yang
mampu menghilangkan ketakutan warga dengan membunuh Datuh
Lauk Kali.
***
Suatu hari di sebuah desa hulu Seruyan seorang pemuda gagah
dan tampan paras rupanya melakukan perjalanan jauh dari gunung
melewati kampung Manjul maksud hatinya ingin merantau merubah
nasib menuju ke daerah laut. Ia tidak memiliki ayah dan ibu, mereka
meninggal dunia ketika dia masih balita akibat wabah yang melanda
kampung.
Pemuda tersebut dipanggil Nole oleh orang di kampungnya.
Nama itu merupakan kebiasaan orang memanggilnya karena berarti
anak yatim piatu. Ia seorang anak yang rajin dan tangkas memainkan
tombak. Dengan alat tersebut dapat digunakan untuk mencari ikan
di sungai.
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 113