Page 138 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 138
kepadanya atau langsung menaruh apa yang ingin mereka beri ke
keramat tersebut.
Suatu hari datanglah beberapa orang dari daerah yang jauh ingin
membelinya namun surung tidak penah ingin menjualnya. Tak
disang, kakejahatan itu bisa terjadi karena ada kesempatan, saat
beliau tidak ada di curilah kepala anjing itu oleh seseorang yang
mengincarnya sejak lama dan membawanya pergi.
Ketika majikannya jatuh sakit, anjing Gau pun sakit. Tak lama
kemudian Gau pun meninggal dan berubah menjadi batu hingga
sekarang masih ada di lokasi tanah Surung. Tidak jauh dari daerah
Taman Alam Pantai Sabaru yang kini terkenal dengan tempat Sirkuit
Sabaru dan wilayah Bumi Perkemahan Kamariat Tuah Pahoe. Di
sana masih ada Puing-puing bekas rumah beliau dan keramat
anjingnya masih ada tersisia yang di tutup dengan kain kuning sebagai
tanda penghormatanya terhadap anjing kesayangannya itu. Keramat
itu hingga kini masih ada di kebun karet Datu Surung yang
merupakan suatu legenda Datu Surung.
Sang Istri Mencari Jodoh Surung
Sang istri merasa ia tidak bisa memberikan keturunan semenjak
ia hamil dan selalu keguguran dan anak yang ia kandung juga pernah
kembar, namun sebelum melahirkan selalu terlebih dahulu
meninggal. Diceritakan setiap ia hamil selalu diganggu mahkluk halus,
yaitu kuyang atau sejenis Leak kalua, dalam Bahasa Dayak disebut
Hantuen, sehingga sebelum waktunya melahirkan selalu
pendarahaan dan bayi yang ia kandung selalu meninggal,
Kini sang istri bernama Kutung itu sangat sedih karena mereka
tidak dapat memiliki keturunan yang akan melaksungkan kehidupan
mereka kelak. Oleh sebab itu, ia meminta suaminya untuk menikah
lagi. Namun, suaminya tidak mau mengabuklan keinginan itu.
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 127