Page 143 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 143

Tatas Matal
                   Surung merasa kesulitan ketika ia mengadakan perjalanan jauh
               lebih-lebih  ia  harus  melewati  sungai  dan  untuk  mempercepat
               perjalanan dia pun memiliki ide untuk membuat perahu yang terbuat
               dari  pohon  yang  besar  yakni  perahu  itu  disebut  Jukung  Karuhei.
               Perahu  tersebut  memang  besar,  muatanya  juga  sangat  banyak.
               Pemberian nama Jukung Karuhei ini sebabkan oleh perahu yang ia
               buat itu selalu disukai orang lain Ketika ia sedang memakainya untuk
               berperjalan dari Sabangau ke Pahandut melewati Tatas Matal, yaitu
               sungai yang di buat oleh Tuan Matal. Tetapi sebenarnya Tatas Matal

               itu  di  buat  oleh  Surung  yang  diupahnya  kepada  orang-orang  dari
               Bakumpai,  mereka  adalah  orang  perantauan  yang  diminta
               bantuannya bekerja dalam pembuatan Tatas Matal.
                   Sebenar  tatas  atau  sungai  yang  di  buat  oleh  Datu  Surung  itu
               tidak tembus kekahayan, sekitar satu kilo meter lagi dari sabangau ke
               sungai Kahayan lagi hanya sampai panarung saja, namun bermohon
               lah  si  Matal  yang  tidak  lain  dari  Anak  keponakan  Datu  Surung  itu
               sendiri  anak  dari  Jakatan,  yakni  anak  dari  saurada  seibunya  Datu
               Surung. Jadi, karena ia yang menyelesailan Tatas itu disebutkan oleh
               orang- orang itu namanya Tatas Matal. Dengan mengarungi Tatas
               Matal  Surung  sering  pulang  pergi  ke  Pahandut,  baik  mencari  apa
               yang ia butuhkan ia juga sering berangkat untuk mengikuti acara adat
               atau  memberikan  upacara  pengobatan  secara  tradisional  seperti
               Mensana  atau  Badewa.  Kepercayaanya  pada  saat  itu  adalah  beliau
               penganut kepercayaan agama Hindu Kaharingan, yakni kepercayaan
               terhadap para leluhurnya.










               132 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148