Page 145 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 145
meliahat pohon-pohon bergoyang tanah bergetar, terdengan suara
gemuruh yang maha dasyatnya sehingga berdiri bulu kodok.
Suasana sangat mencekam, disertai gemuruh suara guntur
menggelegar, seakan-akan memecah kesunyian malam itu. Petir
menyambar-nyambar, hari yang cerah tiba-tiba gelap gulita,
berlangsung begitu lama disertai hujan yang sangat lebat seakan-akan
dunia mau kiamat saja.
Tiba-tiba asap pekat meyelimuti sebuah bayangan yang sangat
besar, hitam pekat. Semakin lama semakin jelas bentuknya,
bayangan itu mendekati Surung dan Anjing Gau, mereka pun
terperangah dibuatnya.
Terlihatlah sosok makhluk yang menakutkan tinggi besar dan
berbulu dadanya sekitar tujuh depa berdiri dihadapannya. Beliau
sangat gemetar dan ketakutan, padahal selama ini beliau itu orang
yang sangat pemberani tidak ada istilah kata takut, tetapi saat itu
suasananya sangat berbeda pengaruh mahluk gaib itu sangat luar
biasa.
Dalam keadaan terdesak Datu Surung pun mengarahkan
tombaknya ke atas pangkalnya ke tanah tombak itu seperti posisi
berdiri, melihat hal itu Anjing Gau pun merikungkuk di tanah tunduk
seperti tuannya juga dalam posisi sujud. Tiba-tiba alam seketika
menjadi tenang, suasana yang menegangkan dari gelap gulita mulai
menjadi terang benderang.
Melihat hal itu Sang Jin yang bernama Maduhara itu tersenyum
kemudian keluar cahaya dan asap, gumpalan asap yang tinggi besar
yang begitu pekat itu mulai berubah, bentuk jin itu kini sama
besarnya seperti dirinya. Kemudian ia berkata “aku hanya ingin
meminta sesuatu kepadamu dan apabila keinginanku tercapai aku
akan memberikan padamu Minyak Tikap Raya namanya yang serba
guna kasiatnya. Minyak itu bisa mengobati berbagai macam penyakit,
134 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah