Page 140 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 140
Kedua istrinya itu ia perlakukan seperti sang permaisuri saja,
segala kebutuhanya tercukupi, ia menjadi contoh poligami yang
terharmonis pada zaman itu. Mereka menjadi buah bibir semua
orang membicarakan keakraban dan kebahagianya.
Beremu dengan Hantu Alam Gaib
Surung sangat Sedih dengan kepala anjingnya yang sudah di curi
orang lain, sebab itu dia bertekad untuk bergi mencarinya. Mereka
berkelana pergi mengarungi sungai Sabangau pindah dari tempat
satu ke tempat lainnya .
Mereka mengemasi barangnya seperti Gong Dua biji, Genadng
lima biji, Gemelan lima biji, piring yang ia bawa hanya lima lusin dan
beberapa barang lainya yang mereka butuhkan, Barang-barang lainya
mereka tinggal di rumah itu saja dan tidak tau lagi di mana
keberadaannya lagi setelah mereka meninggalkan tempat itu.
Tekad mereka ingin mengembara itu tidak bisa dibendung lagi.
Dengan bekal yang seadanya mereka pun berlayar melewati sungai
Sabangau dengan menaiki sebuah perahu yang dimiliki oleh Tendan
Bapa Lie. Di Sungai Patung mereka tinggal selama satu tahun, karena
daerah itu banyak ikan Patung lalu di beri nama oleh beliau Sungai
Patung. Kemudian tinggal pula di desa kereng Binjai selama 1 tahun,
sebab daerah itu ada pohon Binjai yang sangat besar dan kokoh jadi
di beri nama juga oleh beliau Kereng binjai yang artinya daratan
tinggi yang di tumbuhi pohon Binjai yang Besar. Lanjut lagi beliau ke
Bantanan selama satu tahun. Kemudian melanjutkan lagi perjalanan-
nya ke Sampang, konon itu ada persimpangan sungai besar jadi
belok kanan itu di sebut Sampang.
Di Sampang mereka sekeluarga tidak menemukan satu orang
manusia pun tinggal di sana, daerah itu adalah hutan yang sangat asri
sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan manusia, tidak Surung
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 129