Page 156 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 156

mereka,  Ayah  Intan  menolak  lamaran  Kumbang,  Kumbang  sangat
            kecewa  dengan  keputusan  kedua  orang  tua  Intan  yang
            telah menolak  dirinya.  Saat  itu  dunia  terasa  menjadi  gelap,  pikiran
            Kumbang  menjadi  berubah,  rasa  kecewa  membuat  Kumbang
            berbuat nekat.
                 Cinta Kumbang dan Intan begitu dalam, mereka sama-sama tak
            ingin berpisah, namun cinta mereka tak bisa bersatu karena tak ada
            restu dari kedua orang tua Intan. Cinta telah membutakan segalanya.
            Mereka  berdua  memutuskan  untuk  menikah  secara  diam-diam
            tanpa restu kedua orang tuanya. Rencanya Kumbang dan Intan pun
            diketahui  oleh  kedua  orang  tua  Intan,  kedua  orang  tua  Intan

            menggagalkan  niat  Kumbang  dan  Intan,  namun  karena  cinta
            keduanya yang kuat, mereka berdua tetap memutuskan untuk pergi.
                 Malam  itu  Kumbang  dan  Intan  telah  merencanakan  dan
            memutuskan sesuatu, karena cinta mereka tidak bisa dipisahkan lagi
            mereka  berdua  pun  pergi  secara  diam-diam.  Mereka  berdua
            mencari  cara  agar  bisa  pergi  menyeberang  Danau  itu.  Pikiran
            mereka  menjadi  kacau  karena  tidak  ada  alat  transportasi  untuk
            menyeberang,  Kumbang  dan  Intan  tiba-tiba  melihat  ada  piring
            Malawen, konon katanya piring Malawen mempunyai keistimewaan
            tersendiri,  maka  mereka  mengambil  piring  tersebut  dan  segera
            membawanya  ke  danau,  sesampai  di  danau  keduanya  segera
            menaiki  piring  malawen  tersebut.  Alhasil  seketika  piring
            tersebut berubah  menjadi  besar, layaknya  sebuah  perahu.  Mereka
            berdua  pun  segera  meninggalkan  Dusun  tersebut.  Melihat
            kenekatan  anaknya,  kedua  orang  tua  Intan  menjadi  marah.  Maka
            keluarlah kata-kata kotor dan sumpah dari mulut orang tua Intan.

                 “Lebih baik kalian berdua menjadi buaya penunggu danau ini”
                 Begitu kutukan itu meluncur dari mulut orang tua Intan.





                               CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 145
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161