Page 25 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 25
Bergegaslah Kangkang Kajarau menuju gubuk untuk melihat apa
yang dikerjakan adiknya. Melihat beras masih terendam dalam panci
dan api tak kunjung menyala membuat Kangkang Kajarau berpikir
untuk pergi ke Desa mencari kayu api, menukarnya dengan beras
atau sayur.
“Baiklah kalau begitu, aku pergi ke desa sebentar untuk mencari
kayu api” tutur Kangkang Kajarau kepada adiknya.
Sebelum pergi, kangkangkaarau berpesan kepada adiknya agar
tetap berada di gubuk dan menutup seluruh pintu dan jendela.
“tutup semua pintu dan jendela sementara aku pergi ke Desa.
Kalaupun ada orang mengetuk pintu atau memanggil-
manggilmu, kamu tetap diam dan jangan dibuka”. Pesan
Kangkang Kajarau kepada adiknya.
Kangkang Kajarau pun berlalu meninggalkan adiknya sendirian di
dalam gubuk. Perjalanan dari tengah hutan menuju desa memakan
waktu kurang lebih seperempat hari berjalan kaki. Busu Timang yang
ditinggal seorang diri di dalam gubuk menunggu kakaknya yang pergi
ke desa mencari kayu api. Matahari mulai bergerak menuju arah
barat. Burung Tingang kembali melintang melintas cakrawala menuju
sarang. Sang kakak sedari siang pergi tak kunjung datang. Busu
Timang semakin khawatir, matahari sudah berada diufuk barat dan
hanya menyisakan semburat merah. Suara jangkrik mulai memekik
memanggil senja. Beras yang sedari siang terendam dalam panci
telah mengembang karena tak kunjung dimasak. Burung yang sudah
dibersihkan mulai dikerumuni lalat. Diujung jalan dengan cahaya
yang semakin pudar belum ada tanda-tanda kehadiran Kangkang
Kajarau.
14 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah