Page 23 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 23

KANGKANG KAJARAU

                                     Oleh: Siti Arnisyah


               S
                     uatu  ketika  di  sebuah  desa  dikelilingi  hutan  belantara,
                     terdengar kicauan burung Tingang melintang pada pohon yang
                     telah tumbang. Suasana pagi yang sejuk serta aroma dedaunan
               yang gugur dan lembab bekas hujan semalam menyeruak ke rongga
               hidung.  Terlihat  dari  kejauhan  asap  perapian  mengepul  lurus
               pertanda ada kehidupan di sana. Asap tersebut terlihat menerobos
               sela-sela atap yg terbuat dari pohon enau pada sebuah gubuk kecil.

               Gubuk  berdinding  kulit  kayu  dan  beralaskan  bambu  membuatnya
               terlihat selalu padu dengan alam.
                   Ditengah  hutan  tersebut  telah  hidup  dua  orang  kaka  beradik.
               Sang  kaka  Bernama  Kangkang  Kajarau  dan  si  adik  bernama  Busu
               Timang. Mereka berdua hidup sebatang kara. Kedua orang tuanya
               telah lama meninggal dunia. Sehari-hari, keduanya hidup dari hasil
               berladang.  Berbagai  macam  tanaman  yang  ditanam  mulai  dari
               menanam padi dan sayur-mayur untuk konsumsi sehari-hari. Selain
               untuk  dikonsumsi,  sayur-sayuran  tersebut  dibarter  dengan
               penduduk desa untuk mendapatkan terasi, garam, gula, serta bahan-
               bahan pokok lainnya.
                   Berladang  menjadi  rutinitas  keduanya  setiap  hari.  Matahari
               masih mengintip di ufuk timur namun keduannya sudah menggarap
               lahan  untuk  bercocok  tanam.  Sementara  padi  mulai  menguning,
               keduanya  membuka  lahan  baru  untuk  mempersiapkan  tanaman
               sayur-mayur.  Busu  Timang  membersihkan  rerumputan  liar,

               sementara  sang  kakak  mencangkul  serta  memasukkan  bibit-bibit
               tanaman pada lubang-lubang tanam.



               12 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28