Page 20 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 20
tenang kepada anak muda yang bersembunyi di dalam kendi
tersebut.
“Tadinya saya datang ke sini berdua dengan teman saya berniat
mengambil gabah.” Jelasnya. Seketika terdengar suara warga
yang ribut, lalu tertua pun mulai menenangkan warganya.
“Kita dengarkan dulu penjelasannya.” Kata Tetua kepada
warganya, “Silahkan lanjutkan anak muda.” Sambung tetua
kepadanya.
Kemudian ia pun melanjutkan ceritanya.
“Saat kami berdua kemari tiba-tiba dihadang oleh dua orang
hantu perempuan. Lalu kami berdua pun berlari menuju rumah
betang ini tetapi satu orang temanku tertangkap dan dibunuh
langsung oleh kedua hantu perempuan itu.” Ujarnya sambil
bergidik ngeri membayangkan kejadian tadi.
“Tanpa berpikir panjang, aku langsung berlari dan nyemplong di
dalam kendi ini. Tolong maafkan aku lanjutnya.” Ujar pemuda
berharap ia dimaafkan karena mau mencuri gabah milik warga
di rumah betang tersebut.
“Lantas, kamu sendiri asalnya dari mana karena saya sama sekali
tidak mengenalimu?” Tanya tetua betang.
“Aku, berasal dari kampung seberang, Kek. Aku mohon
lepaskan aku. Aku janji tidak akan mengulangi perbuatanku lagi.”
Ujar si pemuda memohon belas asih.
“Lantas, apa kamu melihat pemuda yang berkulit sawo matang,
tingginya kurang lebih 165 cm, rambutnya gondrong meskipun
begitu tetapi ia pemuda yang sangat baik. Namun, hidupnya
cukup malang karena sejak kecil ia ditinggal oleh kedua orang
tuanya meninggal dunia”. Terlihat raut wajah tetua seketika
murung karena Simpei, ia anggap seperti anaknya sendiri.
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 9