Page 18 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 18
warga yang cukup membuat suara kegaduhan. Salampak dikejutkan
dengan pemandangan yang begitu kacau. Banyak gabah berserakan
bercampur dengan darah seketika perut Salampak menjadi mual
karena bau amis yang menyengat. Pandangan Salampak berputar
mengelilingi lokasi kekacauan. Saat tertuju ke atas lesung ia langsung
terlonjak melihat ada satu pasang batang paha dan satu buah alu di
atas lesung.
Tiba-tiba Salampak teringat si Simpei yang tidak terlihat di
kerumunan banyak orang.
“Apakah kalian melihat Simpei?” tanya Salampak pada beberapa
warga tetapi tidak ada satu pun yang melihat Simpei. Justru ada
satu warga yang bertanya balik kepada Salampak.
“Bukankah tadi malam kalian berdua duduk bersama?” Tanya
salah satu warga.
“Ia, tadi malam kami berdua sedang mengobrol di ruang tengah
dan langsung ketiduran. Saat aku terbangun, Simpei sudah tidak
ada di sampingku. Aku pikir Simpei yang meninggalkaku.” Jelas
Salampak kepada beberapa warga yang memperhatikan-nya
tetapi bukan mencurigainya karena kejadian yang mereka lihat
saat ini jelas-jelas bukan olah manusia. Salah satu warga
menebak kejadian yang mereka lihat saat ini bisa dikatakan olah
dari binatang atau hantu yang sering gentayangan. Mengingat
lokasi tempat tinggal mereka masih dikelilingi hutan belantara.
“Tapi aku heran, kenapa tidak ada satu pun di antara kita yang
mendengar kejadian ini padahal kejadiannya ada di bawah
rumah betang bahkan saat aku terbangun kira-kira pukul satu
malam, aku sendiri tidak mendengar ada keributan.” Ujar
Salampak.
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 7