Page 26 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 26
Rasa takut semakin mengerubut sang adik yang tinggal seorang
di dalam gubuk. Petang telah hilang namun Kangkang Kajarau tak
kunjung datang. Suara jangkrik hanya terdengar samar-samar
berganti dengan suara malam yang mencekam. Suara burung hantu
tak luput menambah ketegangan malam menjadikan suasana
bertambah kelam. Busu Timang yang hanya seorang masih menanti
kepulangan sang kakak dengan segenap perasan takut dan was-was.
Untuk memecah keheningan, Busu Timang memberanikan diri
untuk memanggil sang kakak.
”uuyy….Kangkang Kajarau, behas kembang dia tarapi, burung
maram dia tau kinan” (beras telah mengembang, burung busuk
tak dapat dimakan) seru Busu Timang memanggil kakanya. Tak
diduga-duga, seruan Busu Timang dibalas oleh suara yang
teramat dekat. Suara tersebut berasal dari bawah lantai gubuk.
“uuuyyy…..” ucap suara tersebut.
Di tengah ketakutan yang menyelimuti, Busu Timang kembali
berseru dengan kalimat yang sama untuk memastikan bahwa yang
menyahut seruannya tadi adalah sang kakak. Namun, kali ini dengan
suasana yang berbeda. Busu Timang merasakan udara yang teramat
dingin. Semilir angin tiba-tiba melintas pada helai rambutnya
sehingga membuat bulu kuduk Busu Timang bergidik. Di pundaknya
seakan-akan telah ditunggangi makhluk besar yang tak kasat mata
hingga membuat seluruh tubuhnya berpeluh dingin serta pucat pasi.
Meskipun demikian, Busu Timang tetap memanggil sang kakak
hingga ketiga kalinya.
”uuyy….Kangkang Kajarau, behas kembang dia tarapi, burung
maram dia tau kinan” (beras telah mengembang, burung busuk
tak dapat dimakan) ucap Busu Timang.
“uuyy…”ucap suara misterius.
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 15