Page 32 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 32
pencipta agar dimudahkan membidiknya. Tanpa berlama-lama
Hendun mengambil anak panahnya dan membidik.
Doanya dikabul sang pencipta, kali ini seekor pelanduk (kancil)
diperolehnya, rasa senang dan bangga sang ayah kepada Hendun
tempak terpancar jelas. Hendun dan sang ayah memutuskan untuk
pulang walaupun hari masih tampak terang. Hendun diajarkan agar
tidak serakah kepada alam, jika engkau mengambil dari alam
seperlunya maka alam akan dengan senang menyediakan untukmu
kebutuhan sehari-hari. Itulah pesan yang dilazimkan kepada
Hendun.
***
Hari-hari pun berlalu, persedian makanan semakin menipis di
rumah, Hendun memberanikan diri untuk meminta izin kepada
kedua orang tuanya untuk pergi berburu seorang diri. Kedua orang
tuanya pun mengijinkan dengan senang hati. Sebelum pergi,
Hendun menyalami tangan kedua orang tuannya, sang ibu
mengusap keningnya.
“Hati-hati Hendun, kalau sudah gelap segeralah pulang!” pesang
sang ibu
“Iya bu” jawab Hendun singkat.
Hendun berlalu dari hadapan sang ayah dan ibu. Hatinya diliputi
perasaan gembira.
“Aku akan buktikan pada ayah jika aku mahir berburu” bisik
Hendun dalam hatinya.
Sudah berjam-jam lamanya Hendun keluar masuk hutan, akan
tetapi Hendun juga tidak mendapati seekor pun binatang buruan
yang bisa disajikan bersama sang ayah dan sang ibu di rumah nanti.
Hari pun beranjak petang Hendun masih berada di dalam hutan, tak
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 21