Page 36 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 36
kepada Hendun dan seluruh penduduk Kaleka Lewu Baras karena
telah mengingkari janjinya.
“Karena kalian telah mengingkari janji, bahwa tidak akan
membakar apapun yang berbau busuk saat dilangsungkan
pernikahan” ujar Kameluh Selu berkaca-kaca
Kameluh Selu lalu pergi dan menginjakan kakinya pada babi
yang dijadikan hidangan itu, seketika itu pula babi yang diinjak oleh
Kameluh Selu menjadi batu. Hendun sangat kecewa dengan warga
Kaleka Lewu Baras, ia pergi mengikuti istrinya Kameluh Selu dengan
membawa gong dan ayam jago.
“Wahai seluruh penduduk Keleka Lewu Baras, aku
menanggung kekecewaan yang sangat dalam kepada seluruh
warga Keleka Lewu Baras, maka aku akan mengikuti Kameluh
Selu istriku, dan jika engkau mendengarkan alunan bunyi gong
yang berbunyi menjelang malam, dan kokok ayam jago di pagi
hari maka aku masih hidup”
“Jangan pergi anakku” kata sang ibu dengan berlinang air mata.
Hendun tetap pada pendiriannya, ia akan menyusul Kameluh
Selu dan menjadi satu dengan Kameluh Selu di alam yang berbeda.
Hendun pergi meninggalkan mereka dengan membawa gong dan
ayam jago.
Kesedihan melanda seluruh warga Kaleka Lewu Baras,
mengapa tidak mampu menepati janjinya kepada Kameluh Selu.
Semenjak itulah alunan bunyi gong masih terdengar dan bunyi kokok
ayam jago masih terdengar. Lambat laun bunyi itu semakin hilang.
TAMAT
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 25