Page 40 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 40

memedulikannya,  Langir  pun  berlari  pulang  ke  rumah.  Sekali  lagi,
            Bawi Nyai hanya tersenyum melihat Langir.
                 Ketika  tiba  di  rumah,  bukannya  disambut  dengan  baik  oleh
            ibunya, Langir malah kena marah lagi. Ibunya menyuruh Langir balik
            lagi  ke  danau  itu.  Tetapi,  Langir  tidak  mau  dan  berlari  masuk  ke
            kamarnya.  Langir  berkata,  Bawi  Nyai  dan  orang-orang  kampung
            yang  mencari  ikan  di  danau  itu  mengejeknya  bahkan
            menertawakannya. Mendengar hal itu, ibunya marah dan geram.
                 "Kenapa cepat sekali pulangnya?" tanya Ibunya.
                 "Aku malas di sana, Bu. Bawi Nyai dan orang-orang miskin itu
                 mengejekku. Mereka semua menertawakanku, Bu," ucap Langir

                 berbohong pada ibunya.
                 "Apa!?  Dasar  orang  kampung  miskin.  Awas  kalian  ya,  akan
                 kubalas nanti," ujar Ibu Langir geram.
                 "Iya,  Bu,  memang  orang  kampung  miskin  semua,  nggak  tahu
                 diri,  apalagi  Bawi  Nyai  itu,  Bu,  nggak  sadar  diri,"  ujar  Langir
                 sengaja membakar api emosi ibunya.
                 "Iya,  dasar  orang  miskin.  Awas  saja  nanti,  tunggu  mereka
                 pulang,  tunggu  saja  kamu,  Bawi  Nyai  sudah  menghina  anak
                 saya," geram ibu Langir.

                 Langir  pun  berlari  masuk  ke  dalam  kamarnya  dan  tertawa
            terkekeh. Karena berhasil membuat ibunya emosi pada orang-orang
            kampung.  Langir  sangat  bahagia  sudah  membuat  ibunya  semakin
            benci pada Bawi Nyai.
                 "Huh, dasar anak janda miskin," ucap Langir sambil mengganti
                 bajunya dan kembali ke atas kasur empuknya.


                 Tak terasa hari pun mendekati senja, orang-orang yang mencari
            ikan  pun  bersiap-siap  pulang.  Hasil  tangkapan  mereka  bisa  untuk



                                CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 29
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45