Page 43 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 43
Sekali lagi, mendengar cerita Nenek tua itu, Bawi Nyai teringat
ibunya di gubuk mereka. Bawi Nyai juga bercerita tentang
kehidupannya bersama ibunya yang sangat ia sayangi. Setelah makan
dan sebelum tidur, Nenek tua itu banyak bercerita tentang
kehidupannya untuk bisa bertahan di pinggir hutan. Nenek tua itu
bercerita jika dulu hidupnya sangat bahagia, namun ada musibah.
Nenek tua tersesat dan tinggal di pondok bekas milik orang
berladang.
***
Keesokan harinya, Bawi Nyai pamit pulang pada Nenek tua itu,
sebelum Bawi Nyai pulang. Nenek tua itu memberikan labu kuning
pada Bawi Nyai. Ada dua labu kuning itu, Bawi Nyai disuruh
membawa labu kuning yang paling besar, tetapi Bawi Nyai malah
mengambil labu yang kecil.
"Nek, aku pamit pulang ya, ibuku pasti sangat khawatir dan aku
rindu pada ibuku," pamit Bawi Nyai pada Nenek tua itu.
"Iya, Nak. Terima kasih sudah menemani Nenek dan sudah
memasak makan malam untuk Nenek. Nenek sangat senang
dan bahagia, kapan-kapan kemari lah, bawa ibumu," ucap
Nenek tua itu.
"Baik, Nek. Jika ada kesempatan aku dan ibuku mampir ke
pondok Nenek," ucap Bawi Nyai.
"Nak, tidak ada yang bisa kuberi selain labu itu, silakan ambil
yang lebih besar bawalah untuk oleh-oleh ibumu," kata Nenek
tua pada Bawi Nyai.
"Baik. Terima kasih, Nek. Aku akan membawa yang kecil saja,
yang besar untuk Nenek. Yang kecil ini pun sudah cukup untuk
kami," ucap Bawi Nyai sambil mengambil labu kuning yang
kecil.
"Baiklah. Sekali lagi, terima kasih ya, Nak," ucap Nenek tua itu.
32 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah