Page 48 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 48

"Aduh,  orang  tua  ini  merepotkan  saja,"  keluh  Langir  pada
                 Nenek tua itu.

                 Saat di dalam pondok, setelah membantu Nenek tua itu naik.
            Langir langsung berbaring lagi dan mengatakan bahwa Langir sangat
            lapar. Karena sudah membantu Nenek tua itu naik ke pondok.
                 "Nek, aku lapar. Apakah Nenek sudah memasak?" tanya Langir.
                 "Belum, kamu saja yang memasak untuk kita," ujar Nenek tua
                 itu.
                 "Aduh! Aku tidak bisa memasak, Nek. Biasanya yang memasak
                 itu  ibuku.  Jadi,  aku  tinggal  makan  dan  jalan-jalan  saja  keliling

                 kampung," kata Langir pada Nenek tua itu.
                 "Bagaimana mau masak, kalau kaki Nenek sakit," ujar Nenek tua
                 itu pada Langir.
                 "Pokoknya,  aku  tidak  mau  tahu,  Nek.  Aku  lapar  sekali,"  ucap
                 langir sambil membalikkan badannya.
                 "Baiklah.  Anak  ini  sangat  berbeda  sekali  dengan  Bawi  Nyai,"
                 ucap Nenek tua itu.

                 Nenek  tua  itu  pun  mulai  memasak  dan  menanak  nasi,
            sedangkan  Langir  pura-pura  tidur.  Setelah  nasi  itu  matang  maka
            dibangunkanlah Langir untuk makan bersama.
                 "Nak,  bangunlah.  Nasinya  sudah  matang,  ayo  kita  makan
                 bersama," ajak Nenek tua itu pada Langir.

                 Langir pun bangun dan duluan mengambil nasinya. Saat melihat
            yang ada nasi saja dan tidak ada lauknya, Langir malah mengomel-

            ngomel pada Nenek tua itu.
                 "Ikannya mana, Nek? Masa makan nasi saja," ucap Langir pada
                 Nenek tua itu.



                                CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 37
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53