Page 46 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 46
Ternyata, percakapan tersebut di dengar oleh Langir yang
kebetulan sedang lewat di gubuk mereka ketika sedang berjalan-jalan
keliling kampung. Langir pun berlari ke rumahnya dan langsung
bercerita pada ibunya. Tak menunggu lama, Langir pun membawa
ibunya ke gubuk Bawi Nyai dan ibunya. Bawi Nyai dan ibunya kaget
mendengar Langir dan ibunya berteriak-teriak memanggil dari luar,
mereka pun keluar menemui Langir dan ibunya.
"Bawi Nyai! Bawi Nyai! Keluar! Hei...Orang miskin keluar!"
teriak Langir pada Bawi Nyai.
"Ada apa, Langir"? tanya Bawi Nyai.
"Tadi ku dengar, kau bawa labu emas," selidik Langir sambil
memeriksa ke dalam gubuk.
"Iya, ada di dalam," ucap Bawi Nyai.
"Bu, Bu, ini labu emas itu," ucap Langir pada ibunya.
"Kau dapat dari mana?" tanya ibunya Langir pada Bawi Nyai.
Awalnya, Bawi Nyai tidak mau mengatakan pada ibunya Langir
tetapi Langir dan ibunya memaksa. Bawi Nyai pun bercerita pada
Langir dan ibunya. Bahwa labu itu, Bawi Nyai dapatkan dari
menolong dan menginap di rumah Nenek tua yang tinggal di
pondok pinggir hutan di kampung sebelah. Mendengar cerita dari
Bawi Nyai, Langir dan ibunya pun pulang.
Langir memutuskan untuk pergi ke pondok Nenek tua itu dan
menginap di sana. Maka, berangkatlah Langir sendiri masuk ke
dalam hutan dan menuju ke pondok Nenek tua yang dimaksud oleh
Bawi Nyai.
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, sampailah
Langir. Sesampainya di pondok itu, Langir berteriak nyaring sekali
memanggil Nenek tua itu. Mendengar ada orang yang berteriak-
teriak di bawah pondoknya. Nenek tua itu pun keluar untuk melihat
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 35