Page 51 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 51
"Halah, nggak usah minta maaf segala, buktinya labu yang
kubawa tidak ada emasnya. Malah labu biasa saja, dasar
pembohong kamu," ujar Langir pada Bawi Nyai.
"Jika memang kalian masih merasa kekurangan, ambil saja labu
itu, ambil saja untuk kalian, kami tidak membutuhkannya," ujar
Bawi Nyai sedih.
Tanpa banyak kata lagi, Langir dan ibunya pun mengambil labu
yang dimaksud oleh Bawi Nyai. Langir dan ibunya pulang dengan
hati senang.
"Tidak apa-apa, Bu, sudah biarkan saja. Rezeki sudah diatur,"
ucap Bawi Nyai pada ibunya.
"Iya, Nak. Ibu ikhlas. Yang penting kita tidak dihina lagi, itu saja,
Nak," kata ibunya pada Bawi Nyai.
Tak mereka sadari, dari kejauhan Nenek tua itu melihat
perlakuan Langir dan ibunya pada Bawi Nyai dan ibunya. Nenek tua
itu pun berjalan mendekat pada Bawi Nyai dan ibunya. Bawi Nyai
kaget karena Nenek tua itu bisa sampai ke depan gubuk mereka.
"Nenek, kok bisa sampai sini," ucap Bawi Nyai pada Nenek tua
itu.
"Nenek mengikut Langir dan sudah melihat apa yang terjadi.
Bersabarlah, Nak! Tuhan akan baik pada kalian," ucap Nenek
tua itu sambil memberikan tiga labu kuning yang ukuran sedang.
"Terima kasih, Nek! Kenapa sampai repot-repot membawa
labu itu ke sini, aku dan ibuku baru saja hendak ke pondok
Nenek," ujar ibunya Bawi Nyai pada Nenek tua itu.
"Tidak apa-apa, hanya sayur labu saja. Anggap saja ini ucapan
terima kasihku, karena Bawi Nyai sudah sangat baik padaku,"
ucap Nenek tua itu.
40 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah