Page 65 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 65
semua keperluannya, kami memberikan kasih sayang agar dia
merasa tidak sendiri dan bisa melanjutkan hidup. Rasa traumanya
juga sedikit demi sedikit sudah mulai berkurang, dia melewati hari
dengan menyibukkan diri melakukan berbagai aktivitas seperti
menganyam, menyulam, dan membuat kerajinan tangan, dia
mengalihkan rasa sepinya dengan hal-hal seperti itu.
Sekarang dia tumbuh menjadi gadis yang cantik, berbadan
putih, bermata sipit dan berhidung mungil, rambutnya panjang dan
lurus, serta memiliki senyum yang khas. Karena dia tidak pernah
keluar rumah maka kami menyebutnya Bawi Kuwu (perempuan
yang dipingit). Masyarakat sekitar tidak pernah melihat rupa Bawi
Kuwu yang sekarang, selain dia tidak pernah keluar, ketika ada yang
bertamupun dia akan masuk ke dalam kamar. Sehingga membuat
banyak orang penasaran, ada beberapa pemuda yang datang
langsung untuk melamar Bawi Kuwu tetapi dia menolaknya dengan
alasan belum ingin menikah.
Setelah mendengar penjelasan Bapak tadi, Bandar merasakan
simpatik pada kehidupan Bawi Kuwu, dia merasa yakin ingin
mempersunting Bawi Kuwu, dia bertekad ingin membuat Bawi
Kuwu bahagia dan berbagi rasa sedih bersamanya. Dia sudah tidak
sabar ingin melihat Bawi Kuwu, dia menyampaikan pesan kepada
Bapak itu bahwa dia ingin melamar Bawi Kuwu dan ingin berbicara
padanya.
Bapak itupun berlalu dan pergi ke salah satu kamar, beliau
mengetuk pintu dan berbicara di depannya. Bandar yakin kamar itu
adalah kamar Bawi Kuwu, setelah beberapa saat Bapak itu berbicara
maka beliau berjalan kearahku. Dia menyampaikan bahwa Bawi
Kuwu ingin berbicara kepadaku dengan dia tetap di kamarnya dan
aku berada di depan pintu kamarnya. Mendengar ini aku merasa
54 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah