Page 69 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 69

sering  membantu  Tugal  Iman  dalam  berladang,  berkebun  dan
               pekerjaan  lainnya.  Dia  sangat  rajin,  memiliki  tubuh  yang  kuat  dan
               juga  paras  rupawan,  melihat  kegagahan  Bandar  anak  gadis  Tugal
               Imanpun  tertarik  dan  menaruh  rasa  simpatik  padanya.  Melihat
               gelagat anak gadisnya yang tertarik dengan Bandar, maka Tugal Iman
               menanyakan kepadanya: Apakah dia mau menikah dengan Bandar?
               Anak gadisnya hanya tersenyum dan tersipu malu.
                   Tugal Iman juga melihat Bandar adalah pemuda yang baik, dia
               yakin  bahwa  Bandar  bisa  menjaga  putrinya,  dia  berencana  untuk
               menikahkan Bandar dengan anak gadisnya. Tugal Iman menanyakan
               kepada  Bandar  apakah  dia  mau  jika  dinikahkan  dengan  putrinya.

               Bandar  belum  menjawab  karena  dia  bingung  dengan  keadaanya,
               satu  sisi  sudah  ada  gadis  yang  dicintainya,  satu  sisi  dia  harus
               menyelesaikan misi ini. Jika dia menolak maka dia tidak mempunyai
               kesempatan  untuk  memenuhi  syarat  Bawi  Kuwu.  Setelah  berpikir
               lama dia memutuskan untuk menerima pernikahan ini. Bandar rela
               melakukan apa saja supaya tujuannya bisa berhasil.
                   Singkat cerita Bandar pun menikah dengan anak Tugal Iman, dia
               menjadi  menantu  kesayangan  dari  Tugal  Iman,  dia  ingin  anaknya
               bahagia bersama Bandar. Gadis itu mencintai Bandar dengan tulus,
               dia rela melakukan apa saja demi bersama sang kekasih. Lama tinggal
               di  rumah  Tugal  Iman  namun  dia  belum  menemukan  di  mana
               keberadaan kepala orang tua Bawi Kuwu. Dia mencari ke sekeliling
               rumah namun tetap tidak ketemu. Akhirnya dia mencoba mencari
               tau kepada istrinya. Bandar menanyakan beberapa hal tentang ayah
               mertuanya. Istrinya pun menceritakan bagaimana perjalanan ayahnya
               dulu.

                   Ayah  dulu  merupakan  seorang  rampok,  entah  dari  mana  dia
               bisa mengumpulkan orang-orang untuk ikut merampok dengannya.
               Kami  sebagai  keluarganya  tentu  saja  melarang  dan  tidak  menyukai



               58 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74