Page 174 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 174
menjadi sekedar monument psikologis dari sebuah nilai-
nilai kearifan masa lalu dan bernasib sama menjadi cerita
kearifan yang disampaikan dari mulut ke mulit sebagai
pengantar tidur saja. Oleh karena itu pada fase inilah semua
nilai menjadi krusial untuk dilewati dengan baik. Setidaknya
optimalisasi harus dengan serius dilakukan oleh pihak-pihak
terkait dalam beberapa tindakan antara lain;
1. Pembinaan nilai luhur,
2. Penjangkaran tatanan nilai dan keyakinan,
3. Penguatan jati diri,
4. Penangkalan moral negative,
5. Pengupayaan ketercapain nilai,
6. Pengejawantahan nilai dasar dalam kehidupan, dan
7. Pemantapan diri tentang nilai dalam diri.
Ketiga: Tahap Transinternalisasi Falsafah Huma Betang:
penjangkaran sikap mental dan kepribadian.
Tahapan terakhir transinternalisasi dalam penanaman
falsafah Huma Betang merupakan penjangkaran dalam
pembentukan secara kuat jati diri dalam setiap mahasiswa
dalam bentuk nyata sikap yang terimplementasi dalam
kehidupan sehari-hari. Pada proses ini, materi perkuliahan,
pemahaman, dan transfer pemikiran sudah tidak dilakukan
dengan penuh. Penyampai nilai (dosen) memiliki
kecenderungan untuk mengajak secara langsung pada
penerima pesan nilai (mahasiswa), menyaksikan dan
mengamati fenomena aktual masyarakat Dayak saat ini.
Fenomena pembangunan property yang massif di seluruh
pelosok daerah dan tempat di Kalimantan Tengah, dan
semakin mudahnya kepemilikan rumah yang membuat
kesibukan setiap anak muda Dayak tidak menemukan
Huma Betang | 163