Page 56 - Huma Betang Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalimantan Tengah
P. 56
tidak sengaja mengajarkan sesuatu kepada anak. Sebagai
salah satu contoh, dalam budaya Jawa orang jawa akan
mengajarkan cara makan kepada anaknya. Seringkali orang
Jawa mengatakan Nek mangan ojo karo ngomong mengko
dikancani setan" (Kalau makan jangan sambil berbicara,
nanti ditemani setan). Dalam hal ini, orang tua mengaiarkan
perilaku tertentu kepada anaknya, yaitu berperilaku sopan.
Hanya saia, penyampaiannya mempergunakan simbol
simbol tertentu.
Dalam tatanan budaya Jawa, anak telah diajarkan
tentang nilai-nilai (budaya) sejak anak mereka masih bayi.
Hal ini tampak pada saat ibu menggendong bayinya. Bayi
akan digendong oleh ibunya pada posisi pinggang kiri.
Dengan digendong pada pinggang kiri ini, maka tangan
kanan anaknya akan dapat bergerak dengan bebas untuk
menerima apa saia yang diberikan oleh ibu atau bapaknya.
Secara tidak langsung, orang tua telah mangajarkan budaya
atau nilai- nilai kesopanan pada anaknya (Gertz, 1993:265),
Dari contoh di atas, tampak bahwa orang tua akan
berusaha untuk menanamkan nilai nilai atau norma norma
tertentu kepada generasi berikutnya (anak). Sebagai salah
satu contoh apa yang telah diuraikan panjang lebar di atas
adalah sebagai berikut: Semua orang mempunyai kebutuhan
untuk makan. Hal ini merupakan insting setiap manusia.
Dimanapun di muka bumi ini pasti orang butuh untuk
makan. Tetapi makan ini bukan suatu budaya. Tetapi
bagaimana cara makan, itu yang merupakan budaya. Orang
tua yang akan mengajarkan bagaimana cara makan yang
baik menurut ukuran keluarga tersebut.
Orang Jawa mengajarkan makan dengan cara memakai
tangan (muluk) dan harus memakai tangan kanan. Ini adalah
hal yang dianggap baik. Orang Eropa akan mengajarkan
Huma Betang | 45