Page 108 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 108

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
                4.  Jiwa (al-Nafs)


                  Nafs dijumpai dalam al-Qur’an sebanyak 140 kali. (Dari
              program  CD,  The  Holy Qur’an, ver. 6.50)   Dari penggunaan
              al-Qur’an,  diketahui bahwa  nafs merujuk kepada ”diri”
              manusia, atau sesuatu yang menyangkut jatidiri, dan sesuatu
              yang  berada  di dalam  diri  manusia  yang  dapat  mewakili
              keberadaannya.  Dari penjelasan  al-Qur’an,  ada  juga  kesan
              yang kuat  bahwa  nafs adalah sisi  spiritual manusia yang
              diperbedakan dengan sisi  jasmaniahnya, misalnya dalam
              polarisasi jiwa-raga,  atau  nafsani-jasmani,  di samping  ada
              pula polarisasi ruhani-jasmani.

                  Nafs menjadi wacana dalam pemikiran Islam, sekurang-
              kurangnya karena nafs ini disebutkan dalam kitab suci, yang
              menjadi sumber dan rujukan dalam  pemikiran umat  Islam.
              Banyak  hal  yang  dapat  dipelajari dari al-Qur’an  mengenai
              nafs ini, tentunya dengan melakukan analisis bagaimana al-
              Qur’an  menggunakan  istilah ini. Dari sekian pengungkapan
              al-Qur’an mengenai nafs, terdapat beberapa tema pokok yang
              mengungkap sifat dan keberadaan nafs ini, yaitu antara lain:

                a.  Nafs adalah personifikasi diri manusia yang menerima
                    konsekuensi  disebabkan oleh perbuatan-perbuatan
                    manusia.  Karakteristik ini berarti bahwa  perbuatan
                    manusia  yang baik  akan  berakibat  baik  bagi  nafs-
                    nya; sebaliknya, jika buruk akan buruk pula nafs-nya.
                    Misalnya (Qs. 2:123, 2:130, 2:233, 2:281, 3:185, 10:30,
                    10:108, 14:51, 17:15, 27:92, 29:6, dan 31:12 )
                b.  Segala yang buruk dari nafs manusia; sebaliknya, segala
                    yang baik berasal dari Allah. (Qs. 4:79)
                 c.  Ada perbedaan, sekurang-kurangnya ada jarak, antara
                    manusia dan  nafs-nya, ketika al-Qur’an  berbicara
                    mengenai manusia yang  berbuat  zhalim kepada  nafs-
                    nya. (Qs. 18:35, 28:16) dan 34:50)
                d.  Mengingat Allah dalam nafs, (Qs. 7:205) dan Allah tahu
                    apa yang diperbuat oleh nafs. (Qs. 7:205)

                                                                  101
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113