Page 109 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 109
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
e. Setiap nafs manusia merasakan kematian (za’iqat al-
mawt). (Qs. 3:145, 3:175, 21:35, dan 29:57)
f. Selain nafs untuk manusia, ada juga penggunaan nafs
untuk Allah. (Qs. 3:28)
Dalam pemikiran hukum Islam, nafs dipandang mewakili
personalitas manusia, dan di sisi lain nafs adalah manusia itu
sendiri, atau sekurang-kurangnya berarti ”nyawa” atau ”jiwa,”
seperti dalam persoalan qisas} atau masalah jinayat lainnya.
Sedangkan dalam pemikiran spiritual Islam (tasawuf), seperti
halnya ruh}, akal, dan hati, nafs menjadi fokus perhatian;
namun berbeda dengan tiga entitas lainnya yang mengesankan
sebagai fakultas bercahaya dari manusia, nafs sebaliknya
dipandang sebagai fakultas spiritual yang cenderung merusak.
Sebelum membahas hal ini, di bawah ini dikemukakan
pengertian nafs menurut beberapa penulis:
a. Sa’id Hawwa (1999) berpendapat bahwa nafs adalah
ruh yang telah menyatu dengan jasad.,
b. Robert Frager (2002)menyebutkan bahwa nafs dalam
psikologi sufi diterjemahkan sebagai diri (self), atau ego,
atau jiwa (soul). Makna lain dari nafs adalah ”intisari”
dan ”nafas.” Dan, penggunaan yang lebih umum, nafs
adalah diri, seperti dalam kata dirimu atau diriku.
c. William C Chittick (2002) menjelaskan bahwa pada
umumnya nafs diterjemahkan dalam bahasa Inggris
dengan soul (jiwa) atau self (diri). Rumi seringkali
menggunakan nafs sebagai jiwa binatang, dan kadang
merujuk kepada tingkatan jiwa yang lebih tinggi. Para
sufi mengggunakan nafs dalam pengertian nafs al-
’ammaarah. Sedangkan Chittick sendiri memilih kata
ego untuk terjemahan nafs.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka nafs
dapat dipahami sebagai ”diri”, jiwa, atau ”ego” manusia. Dalam
hubungannya dengan kekuatan-kekuatan spiritual, maka nafs
manusia adalah sumber kejahatan.
102