Page 111 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 111

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

            Frager, 2002: 86-130)

                Teori tujuh tingkat jiwa di atas, dengan demikian, berarti
            menambahkan empat kategori jiwa selain tiga macam jiwa yang
            sudah disebutkan sebelumnya. Empat jiwa lainnya adalah jiwa
            terilhami, jiwa rida, jiwa dirid}ai, dan jiwa suci. Jiwa terilhami
            didasarkan pada (Qs. 91:7-10);  jiwa rida  didasarkan pada
            (Qs. 89:27-30)  sedangkan jiwa diridhai  dan jiwa suci tidak
            disebutkan  landasarn  Qur’ani-nya,  melainkan  menyebutkan
            pernyataan para sufi, seperti Ibnu ’Arabi. Yang menarik dari
            penjelasan  Frager adalah  penggambarannya  dalam  bentuk
            figur-figur  untuk  masing-masing  tingkat  perkembangan
            jiwa. Pada prinsipnya ia membuat figur-figur jiwa itu dalam
            kerangka hubungan atas-bawah, di mana Tuhan berada pada
            struktur paling atas,  sedangkan alam  bawah sadar-bawah
            terdapat pada struktur paling bawah.
            5.  Hawa Nafsu (Al-Hawa)

                Dari segi bahasa hawa nafsu (al-hawa atau hawa an-nafs)
            atau kata-kata yang seakar dengan dengannya mengandung
            makna rendah, jatuh dan menjatuhkan, keinginan,
            kesenangan,  juga angin, bertiup.  Hawa mengadung makna
            positif seperti cinta, dan mendaki atau naik. (Munawwir,
            1984: 1628-1629). Yusuf Ali tampaknya merujuk juga
            kepada makna bahasa, sehingga ia menyetujui makna  al-
            hawa sebagai ”goes down (or sets)”, or ”rise.” Abdullah Yusuf
            Ali, (1989) Al-hawa diartikan sebagai syahwat hati (lust of
            heart), keinginan  (desire, seperti vain desire, lower desire),
            keingainan yang besar, nafsu (passion atau impulse), juga
            diterjemahkan dalam bentuk kata kerja sebagai melakukan
            sesuatu yang membinasakan (do perish, seperti dalam Qs.
            20:81) dan menjadi rendah, atau melakukan perbuatan yang
            membuat seseorang secara spiritual menjadi rendah (go
            down, seperti dalam Qs. 53:1). Dapat juga dikatakan bahwa
            al-hawa adalah keinginan-keinginan rendah, nafsu-nafsu
            duniawi, kehendak jahat, dan syahwati.


             104
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116