Page 110 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 110

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

                  Dalam membahas perkembangan  nafs  banyak para
              pemikir berbeda pendapat. Pendapat  yang  populer
              mengenai perkembangan nafs ini adalah teori tiga tingkatan
              perkembangan  jiwa  berdasarkan  al-Qur’an,  seperti sering
              digambarkan  oleh  kebanyakan  penulis  sufi,  yaitu:  (1)  jiwa
              ammarah, (2) jiwa lawwamah, dan jiwa mut}ma‘innah. Jiwa
              ammarah (the unregenerate soul,  an-nafs al-ammarah)
              disebutkan dalam (Qs. 12:53)
                  Jiwa  ammarah  adalah  jiwa  yang  mencari kepuasan
              dari  memperturutkan kehendak-kehendak nafsu rendah
              dan  duniawi  (the  lower  eartly  desires).  Jiwa  ammarah  yang
              disebutkan pada (Qs. 12:53) menurut Yusuf Ali adalah jiwa
              yang  cenderung kepada kejahatan  (prone to evil), memaksa
              (impelling), keras kepala (headstrong), bernafsu-berkeinginan
              keras (passionate).  Lebih tinggi  dari ini adalah  jiwa
              lawwamah, seperti disebut dalam (Qs. 75:2) Jiwa lawwamah
              (the  self-reproaching  soul,  an-nafs  al-lawwamah), menurut
              Yusuf Ali  adalah  jiwa  yang  memiliki  kesadaran  mengenai
              dosa  dan menghindarinya. Sedangkan kesadaran akan dosa
              seperti yang terdapat dalam jiwa lawwamah, menurut Yusuf
              Ali (1989),  secara intrinsik sudah ada jiwa atau  ruhani
              manusia, tentunya jika ia tidak menekan atau menindas suara
              batinnya (the inner voice) di dalam jiwanya. Sedangkan jiwa
              mut}ma’innah (the righteous soul,  an-nafs al-mut}ma’innah)
              adalah  jiwa  yang  memasuki  tempat  yang  dijanjikan  (surga)
              dan menerima sambutannya, di mana jiwa tersebut bebas dari
              sakit,  susah, khawatir,  kepayahan,  kekecewaan,  keinginan,
              atau hawa nafsu; juga dalam kedamaian, dalam kepuasan yang
              sempurna.
                  Teori  klasifikasi  jiwa  seperti  ini  bukanlah  satu-satunya
              penjelasan, karena masih ada teori yang membagi jiwa lebih
              dari tiga macam, seperti yang dilakukan oleh Robert Frager
              yang membuat teori tujuh tingkat jiwa, yaitu (1) jiwa tirani, (2)
              jiwa penuh penyesalan, (3) jiwa terilhami, (4) jiwa tenteram,
              (5) jiwa yang ridha, (6) jiwa diridhai, dan (7) jiwa suci (Robert

                                                                  103
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115