Page 102 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 102
(Suriah). Menurut keterangan ia berasal dari keturunan Al-
Husain, cucu Nabi Muhamad SAW. Oleh karena itu ia
memakai gelar Al-Sayyid di depan namanya. Semasa kecil ia
dimasukkan ke dalam madrasah tradisional di Al-Qalamun
untuk belajar menulis, benhitung, dan membaca Al-Qur’an.
Di tahun 1882, ia meneruskan pelajaran di Al-Madrasah Al-
Wataniah Al-Islamiyah (Sekolah Nasional Islam). Syaikh
Husain Al-jasr adalah guru yang sangat berjasa dalam
membimbing intelektualnya di masa Rasyid Ridha masih
muda. Selanjutnya Rasyid Ridha banyak dipengaruhi oleh
ide-ide Jamaluddin Al-Afgani dan Muhamad Abduh melalui
majalah Al-Urwah Al-Wustqo. Ia berniat untuk
menggabungkan diri dengan Al-Afgani di Istambul, tetapi
niat itu tidak terwujud. Sewaktu Muhamad Abduh berada
dalam pembuangan di Beirut, ia mendapat kesempatan baik
untuk berjumpa dan berdialog dengan murid Al-Afgani
yang terdekat ini. Perjumpan-perjumpaan dan dialognya
dengan Abduh ini meninggalkan kesan yang baik dalam
dirinya. Pemikiran-pemikiran pembaharuan yang
diperolehnya dari Syaikh Husain Al-Jisr dan yang kemudian
diperluas lagi dengan ide-ide Al-Afgani dan Muhamad
Abduh amat mempengaruhi jiwanya.
Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan
itu ketika masih berada di Suria, tetapi usaha-usahanya
mendapat tantangan dari kerajaan Ustmani. Ia merasa
terikat dan tidak bebas dan oleh karena itu ia memutuskan
pindah ke Mesir dekat dengan Muhamad Abduh.
Beberapa bulan kemudian ia mulai menerbitkan
majalah yang termashur, Al-Manar. Di dalam nomor
pertama dijelaskan bahwa tujuan Al-Manar sama dengan
Al-Urwah Al-Wutsqo, antara lain mengadakan penbaharuan
dalam bidang agama, sosial dan ekonomi, memberantas
Menelisik Pemikiran Islam | 95