Page 174 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 174
Mereka yang bergerak….
Maka merekalah yang berdiri sebagai pemimpin
Dan mereka yang menunggu….
Walaupun hanya sekjenak
Maka ia akan tergilas kenyataan…”
Dalam penderitaan sakit yang begitu lama, Iqbal juga
berpesan melalui syairnya:
“Kukatakan padamu tanda seorang mukmin
Bila maut datang, akan merekah senyum di bibir”
Setengah jam sebelum menghembuskan nafas yang
terakhir, ia masih sempat membisikan sajaknya yang
terkenal:
“Melodi perhiasan boleh menggema atu tidak
bunyi nafiri boleh bertiup lagi atau tidak
saat si fakir telah sampai pada batas terakhir
pujangga lain boleh datang atau tidak »
Kata terakhir sekali ketika itu yang terucapkan oleh
Iqbal ialah “Allah”. Ketika itulah, fajar 21 April 1938
menjelang terbit menyinari kota Lahore, dunia kehilangan
seorang pujangga besar. Jenazah Iqbal dimakamkan dekat
pintu gerbang Shahi di Lahore Pakistan, dengan upacara
yang luar biasa besarnya, di tengah-tengah ribuan para
pengantar.
Menelisik Pemikiran Islam | 167

