Page 172 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 172
menyerang daerah yang telah dikuasai kaum muslimin dan
bahkan menuju kota Madinah. Disinilah letak kisah seorang
sahabat Ulbah bin Zaid, dia diselipkan oleh catatan sejarah
didalam peperangan Tabuk yang nantinya perang ini
merupakan peperangan terbesar antara kaum muslimin
dengan kaisar Romawi. Tidak biasanya Nabi shallallohu
‘alaihi wasallam mengumumkan secara langsung akan
kemana tujuan peperangannya, biasanya kalau berperang ke
arah timur maka Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bertanya
kepada sahabatnya tentang arah barat dan seterusnya. Akan
tetapi keberangkatan perang kali ini sangat jelas tujuannya
yaitu Tabuk, suatu daerah yang nun sangat jauh bagi bangsa
Arab untuk ditempuh ketika itu.
Coba lihat apa yang dilakukan oleh orang-orang
munafiq pada saat itu, mereka merasa bimbang, gelisah, dan
gundah karena membayangkan perjalanan yang sangat jauh.
Diantara mereka saling mengatakan seharusnya
keberangkatan tidak pada musim panas ini, maka Alloh
Ta’ala turunkan ayat yang berkaitan dengan mereka: “Dan
berkatalah orang-orang munafiq: ‘janganlah pergi berperang
di musim panas ini’. Katakanlah (ya Muhammad) api neraka
jahannam lebih panas, jika saja mereka mau mengerti” (QS.
At Taubah 81)
Suatu kali Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam ingin
menguji salah seorang dari mereka yaitu Jaad bin Qois,
beliau berkata “wahai Jaad, bagaimana menurutmu jika kita
pergi berperang melawan Bani Ashfar (orang romawi)?”
Dia pun menjawab,” izinkanlah aku untuk tidak
berangkat perang dan jangan jatuhkan aku ke dalam fitnah
(ujian). Demi Alloh ya Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam,
kaumku sangat tahu bahwa aku adalah orang yang paling
mudah tergoda dengan wanita diantara mereka. Dan aku
Bibliosufistik | 159