Page 46 - Model Pembelajaran Kwu-Kop
P. 46
(1979), menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan menekankan pada
pengembangan keterampilan, pengembangan unjuk kerja, dan
pencapaian untuk mendapatkan kerja.
Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh untuk
menghadapi persaingan bebas. Termasuk pendidikan kejuruan
yang menyiapkan peserta didik atau sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan kerja sebagai tenaga kerja menengah sesuai
dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri. Oleh karena itu
sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan kejuruan, maka
perlu adanya pembaharuan pendidikan dan pelatihan kejuruan di
SMK untuk masa depan (Samsudi, 2006: 82).
E. Tuntutan Siswa SMK
Pendidikan kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan
peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri
(wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. SMK
sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut
mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan dunia
kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya,
memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi. Atas dasar itu,
pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan
pendidikan menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan dunia kerja.
Tuntutan peserta didik dan lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja perlu dijadikan sumber pijakan di dalam
merumuskan tujuan pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan
sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU
SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
37