Page 42 - Model Pembelajaran Kwu-Kop
P. 42
untuk membuat perencanaan pasar kerja secara tepat berkaitan
dengan tingkat masukan (entry level) ke dunia kerja. Kebijakan
tersebut juga merupakan alat atau wahana untuk membangun
kemitraan dengan industri dalam menentukan prioritas serta
menyusun bentuk dan materi program pendidikan dan pelatihan
kejuruan.
Tujuannya adalah agar perencanaan program pendidikan dan
pelatihan kejuruan harus memperhatikan kecenderungan sinyal
pasar kerja, sehingga para siswa dapat meraih kesempatan yang
maksimal dalam memperoleh lapangan kerja yang tersedia dan
memiliki keterampilan dasar yang dapat digunakan untuk
mengembangkan karier kerjanya. Untuk merealisasikan kebijakan
link and match tersebut, dilaksanakan program PSG. PSG
mempunyai dua tempat kegiatan pembelajaran, pertama
dilaksanakan di sekolah (school based learning), kedua di industri
berbasis kerja (work based learning).
Program pendidikan dan pelatihan pada SMK menjadi
program bersama (joint program) antara sekolah dengan pihak
swasta (dunia usaha dan dunia industri). Di sekolah mereka belajar
teori adaptif dan teori kejuruan serta praktik yang bersifat simulasi
sebagai dasar keahlian, sedangkan di industri mereka
mendapatkan pendidikan praktik keahlian profesi yang menjadi
tanggung jawab industri sebagai institusi mitra. Ketika siswa praktik
industri siswa berstatus sebagai pemagang dan sebagai siswa di
SMK sehingga pendidikan di sekolah dan industri beriringan.
Menurut Depdiknas tujuan dari praktik industri adalah untuk:
1. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas
2. Memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match)
antara SMK dan dunia kerja
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan dan
pelatihan tenaga kerja berkualitas
33