Page 37 - Model Pembelajaran Kwu-Kop
P. 37
Mengevaluasi hasil yang telah diperoleh sebelumnya
Merevisi hasil yang telah diperoleh sebelumnya
Melakukan perbaikan dan daur ulang proyek yang lain
Mengklarifikasi hasil terbaik.
2. Pembelajaran Magang Kognitif (Cognitive
Apprenticeship Learning)
Menurut Bransford, Brown, & Coking, (2000) dalam
Journal of Education Computing, Design & Online Learning
Volume 4, Fall, 2003:
Cognitive apprenticeship is an instructional design model
which is based on current understandings of how individuals
learn. The goal of cognitive apprenticeship is to address the
problem of inert knowledge and to make the thinking
processes of a learning activity visible to both the students
and the teacher. The teacher is then able to employ the
methods of traditional apprenticeship (modeling,
coaching, scaffolding, and fading) to effectively guide student
learning
Cognitive apprenticeship learning adalah sebuah model
desain bahan pembelajaran yang dijadikan dasar arus
pemahaman dari bagaimana siswa belajar. Tujuan dari
pembelajaran ini adalah untuk menempatkan masalah dari
pengetahuan dan membuat proses pemikiran dari sebuah
aktivitas pembelajaran yang nampak untuk guru dan siswa.
Menurut Dantes (2008) Cognitive apprenticeship adalah suatu
metode melatih peserta didik dalam menyelesaikan suatu tugas.
Ada tiga hal utama yang harus dilakukan guru sebelum
pembelajaran dilakukan, yaitu
a. Terlebih dahulu menetapkan kompetensi yang harus dicapai
peserta didik
b. Menunjukkan manfaat dari tugas yang diberikan; dan
c. Memberi peluang untuk keberagaman cara belajar peserta didik.
28