Page 126 - Bimbingan Karir Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir
P. 126
dengan lapang dada.
Secara teknis, self control dipahami sebagai mengatur
pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan sehingga kamu
menghentikan tekanan-tekanan dari dalam atau
tanpa menghentikannya tetapi melakukan tindakan
(mengalihkannya) kepada cara yang kamu ketahui dan
rasakan sebagai benar.(Borba: 81)
Self control menolong seseorang menahan dorongan-
dorongannya (impulses) dan berpikir sebelum bertindak
sehingga ia berperilaku benar dan sedikit membuat pilihan
yang ruam (samar) yang berpotensi terhadap outcomes
yang membahayakan. Kebajikan ini menolong orang
menjadi percaya diri (self-reliant) karena ia tahu bahwa
dia dapat mengendalikan tindakannya. Kebajikan ini juga
memotivasi kedermawanan (generosity) dan kebaikan hati
(kindness) karena ia menolongnya menyimpan ke samping
(menangguhkan) apa-apa yang memberinya hadiah langsung
(kepuasan, kenikmatan) dan menggerakan suara hatinya
(conscience) untuk melakukan sesuatu sebagai gantinya.
(Borba: 7)
Self control merupakan mekanisme internal yang menjadi
perantara dan menghentikan kita dari pemutaran (turning)
dorongan-dorongan (impulses) ke dalam realita. Self control
merupakan kebajikan esensil untuk perilaku moral, tetapi
kepemilikannya jauh dari jaminan. Ia mesti dikembangkan,
diinsfirasikan, didorong. Self control yang kurang berkembang
menempatkan anak pada ketidakberuntungan moral yang
besar: ketika gagasan-gagasan membahayakan atau pikiran-
pikiran muncul dalam kepala mereka, system rem internalnya
(internal brake) tidak ada, dan daripada menghentikan
malahan mendrumkan kecepatan penuh dan lurus pada
kesukaran.(Borba: 82)
Self Control adalah apa-apa yang menolong anak mengatur
perilakunya sehingga mereka lebih menyukai melakukan apa
Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir 113