Page 82 - Bimbingan Karir Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir
P. 82
melakukan job sculpting yaitu mencocokan atau memadukan
orang dengan pekerjaan berdasarkan pengekspresian Deeply
Embedded Life Interest (Butler & Waldroop, 1999) karyawan,
tujuan job sculting ini adalah mempertahankan orang-orang
yang berbakat dalam perusahaan.
Memberikan kesempatan karir yang berbeda. Karyawan
sebagai free agent sehingga bila mereka merasa tidak
terpuaskan pada suatu pekerjaan di suatu perusahaan,
mereka akan dengan mudah meninggalkan pekerjaan tersebut
dan pindah ke pekerjaan yang lain. Karenanya, perusahaan
sebaiknya merencanakan karir ke depan karyawannya
sehingga karyawan tidak tergiur oleh pekerjaan yang
ditawarkan di luar perusahaan.
Gender vs kesempatan karir. Banyak pendapat, dan sampai
saat ini masih diyakini, bahwa ada perbedaaan loyalitas dan
produktivitas antara karyawan wanita dan laki-laki (Mitchell,
2001). Namun ini terbantah dengan penelitian yang dilakukan
oleh Stroh dan Reilly (1997) yang menyatakan bahwa gender
tidak dapat sebagai prediktor loyalitas dan produktivitas
karyawan. Maka perusahaan harus memberi kesempatan
karir yang sama pada karyawan wanita dan laki¬laki.
Komunikasi. Dalam era yang terus berubah saat
ini, memelihara hubungan yang kuat antara karyawan
dengan perusahaan adalah hal yang penting. Dan untuk
mempertahankan loyalitas karyawan-karyawan yang
berbakat maka perusahaan sebaiknya melakukan komunikasi
dan pertukaran informasi yang teratur dan terbuka.
3. PNS, Dimana Posisimu..?
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya karir
tradisional identik dengan pergerakan keatas dalam
sebuah posisi-posisi tertentu (Wilensky, 1960). Konsep
karir tradisional ini ternyata oleh Smith (1993) disamakan
dengan konsep karir pelayan public (PNS). Dan selanjutnya
Hall (1996) menggambarkan bahwa karakteristik dari karir
Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir 69