Page 80 - Bimbingan Karir Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir
P. 80
comfortable in woods, karyawan mulai dilibatkan dalam
proses continuous learning (Hall & Moss, 1998).
Kesuksesan dalam karir protean lebih di ukur dari
kesuksesan psikologis seperti pencapaian individu, perasaan
untuk dihargai dan pencapaian kebahagiaan keluarga.
Individu lebih mengharapkan pekerjaan yang menantang,
program-program dalam organisasi diharapkan membantu
mereka memperbesar karir dan juga memberikan kepuasan
kerja. (Moen et al., 2003; Powell dan Graves, 2003). Kualitas
secara personal kembali lebih dibutuhkan untuk menunjang
kesuksesan dalam karir protean, kualitas personal termasuk
didalamnya adalah proses pembelajaran yang terus menerus,
kesadaran diri, tanggung jawab individu dan otonomi (Hall,
1996, 2004). Dalam karir tradisional loyalitas dan komitmen
sangat penting, pada karir protean hal ini menjadi kurang
penting bahkan loyalitas cenderung menurun, karena
organisasi cenderung untuk bertransaksi dengan pekerjanya
dan pekerja cenderung mengutamakan karir-karir yang
menarik bagi dirinya (Maguire, 2002).
Allred, Snow & Miles (1996) menjabarkan lima kategori
knowledge yang diperlukan individu untuk membina
karir protean dalam abad 21 yaitu: (a) pengetahuan yang
berbasis keahlian teknis; (b) pengalaman crossfunctional
dan internasional; (c) kepemimpinan kolaboratif, ini
diperlukan untuk memastikan kesamaan langkah dengan
organisasi; (d) keahlian self-management skill, termasuk
senantiasa mengakumulasi proses pembelajaran dan menjaga
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarganya;
dan (e) personal trait: meliputi fleksibilitas, integritas dan
kepercayaan. Ini akan menjadi atribut pribadi yang vital dalam
situasi kerja yang self-governance dan kolaboratif.
Sedangkan organisasi mempunyai tanggung jawab
dalam memanajemeni pengembangan karir karyawan
di era protean career yaitu dengan (1) mengembangkan
ketrampilan yang dapat ditransfer, (2) menekankan
Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir 67