Page 36 - Membangun Pendidikan Berkualitas Di Era Pandemi
P. 36
M. Fatchurahman |
2. Memadai (al-Kifayah) dalam beraktivitas. Seseorang
yang mengenal potensi, keterampilan dan kedudukan
secara baik maka ia dapat bekerja dengan baik pula, dan
hal itu merupakan bagian dari kesehatan mentalnya.
3. Menerima keberadaan dirinya dan keberadaan orang
lain. Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang
menerima keadaan sendiri, baik kondisi fisik,
kedudukan, potensi, maupun kemampuannya, karena
keadaan itu merupakan anugerah dari Allah SWT untuk
menguji kualitas manusia, baik anugerah yang bersifat
fitri maupun anugerah yang diusahakan keberadaannya.
Dan tandanya terdapat kesediaan diri untuk menerima
segala kelebihan dan kekurangan orang lain, sehingga ia
mampu bergaul dan menyesuaikan diri dengan orang
lain seperti mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai diri sendiri.
4. Adanya kemampuan untuk memelihara atau menjaga
diri. Artinya, kesehatan mental seseorang ditandai
dengan kemampuan untuk memilah-milah dan
mempertimbangkan perbuatan yang akan dilakukannya.
Jika perbuatan itu semata-mata untuk kepuasan seksual,
maka jiwa harus dapat menahan diri. Namun jika untuk
kepentingan ibadah atau takwa kepada Allah SWT maka
harus dilakukan sebaik mungkin.
5. Kemampuan untuk memikul tanggung jawab, baik
tanggung jawab keluarga, sosial, maupun agama.
Tanggung jawab menunjukan kematangan diri
seseorang, sekaligus sebagai tanda-tanda kesehatan
mentalnya.
27