Page 102 - Belajar & Pembelajaran
P. 102
bersaing, salah-menyalahkan, dan cerai-berai. Suasana kejiwaan tersebut
berpengaruh pada semangat dan proses belajar. Suasana kejiwaan dalam
lingkungan sosial siswa dapat menghambat proses belajar, dan (iii) lingkungan
sosial siswa di sekolah atau juga di kelas dapat berpengaruh pada semangat
belajar kelas. Dan setiap guru akan disikapi secara tertentu oleh lingkungan
sosial siswa. Sikap positif atau negatif terhadap guru akan berpengaruh pada
kewibawaan guru. Akibatnya, bila guru menegakkan kewibawaan maka ia akan
dapat mengelola proses belajar dengan baik. Sebaliknya, bila guru tak
berwibawa, maka ia akan mengalami kesulitan dalam mengelola proses belajar.
5. Kurikulum Sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum.
Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan
oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan
pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi
pendidikan, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Berdasarkan kurikulum
tersebut guru menyusun desain instruksional untuk membelajarkan siswa. Hal
itu berarti bahwa program pembelajaran di sekolah sesuai dengan sistem
pendidikan nasional.
Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat.
Kemajuan masyarakat didasarkan suatu rencana pembangunan, lima tahunan
yang diberlakukan oleh pemerintah. Dengan kemajuan dan perkembangan
masyarakat, timbul tuntutan kebutuhan baru, dan akibatnya kurikulum sekolah
perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi tersebut menimbulkan kurikulum
baru. Demikian seri perubahan kurikulum yang terkait dengan pembangunan
masyarakat.
Pembahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-masalah
itu adalah: (i) tujuan yang akan dicapai mungkin berubah. Bila tujuan berubah,
berarti pokok bahasan, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi akan berubah.
Sekurang-kurangnya, kegiatan belajar-mengajar perlu diubah, (ii) isi pendidikan
berubah; akibatnya buku-buku pelajaran, buku bacaan, dan sumber yang lain
akan berubah. Hal ini akan menimbulkan perubahan anggaran pendidikan di
semua tingkat, (iii) kegiatan belajar-mengajar berubah; akibatnya guru harus
mempelajari strategi, metode, teknik, dan pendekatan mengajar yang baru.
Bila pendekatan belajar berubah, maka kebiasaan belajar siswa juga akan
mengalami perubahan, dan (iv) evaluasi berubah; akibatnya guru akan
mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar yang baru. Bila evaluasi
berubah, maka siswa akan mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan
ukuran lulusan yang baru.
Masalah-Masalah Belajar | 95