Page 97 - Belajar & Pembelajaran
P. 97
10. Kebiasaan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang
kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa (i) belajar pada
akhir semester, (ii) belajar tidak teratur, (iii) menyia-nyiakan kesempatan
belajar, (iv) bersekolah hanya untuk bergengsi, (v) datang terlambat bergaya
pemimpin, (vi) bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain, dan
(vii) bergaya minta "belas kasihan" tanpa belajar.
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada
di kota besar, kota kecil, dan di pelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan
belajar tersebut disebabkan oleh ketidakmengertian siswa pada arti belajar
bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin
membelajarkan diri. Suatu pepatah "berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian"
dan berbagai petunjuk tokoh teladan, dapat menyadarkan siswa tentang
pentingnya belajar. Pemberian penguat dalam keberhasilan belajar dapat
mengurangi kebiasaan kurang baik dan membangkitkan harga diri siswa.
11. Cita-cita Siswa
Dalam rangka tugas perkembangan, pada umumnya setiap anak memiliki
suatu cita-cita dalam hidup. Cita-cita merupakan motivasi intrinsik. Tetapi
adakalanya "gambaran yang jelas" tentang tokoh teladan bagi siswa belum ada.
Akibatnya, siswa hanya berperilaku ikut-ikutan. Sebagai ilustrasi, siswa ikut-
ikutan berkelahi, merokok sebagai tanda jantan, atau berbuat "jagoan" dengan
melawan aturan. Dengan perilaku tersebut, siswa beranggapan bahwa ia telah,
"menempuh" perjalanan mencapai cita-cita untuk terkenal di lingkungan siswa
se kota. Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan. Didikan memiliki cita-
cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Di sekolah menengah didikan pemilikan
dan pencapaian cita-cita sudah semakin terarah. Cita-cita merupakan wujud
eksplorasi dan emansipasi diri siswa. Didikan pemilikan dan pencapaian cita-
cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang
sederhana ke yang semakin sulit. Sebagai ilustrasi, bertugas menjadi pengatur
lalu lintas di depan sekolah, pengumpul sumbangan bencana alam, penggerak
pelestari dan keserasian lingkungan hidup, penyuluh gemar membaca, dan
pemecah kesulitan belajar bersama. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita
dengan kemampuan berprestasi, maka siswa diharapkan berani bereksplorasi
sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.
B. FAKTOR-FAKTOR EKSTERN BELAJAR
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Di samping itu
proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong
90 | Belajar dan Pembelajaran