Page 52 - Belajar & Pembelajaran
P. 52

yang  penting  untuk  penelitian  ini  yang  motivasi  lebih  lanjut.  Teori  dorongan
          Hull  ini  juga  berguna  dalam  pembelajaran  (Koeswara,  1989;  Siagian,  1989;
          Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987).,
              Dari  segi  tujuan,  maka  tujuan  merupakan  pemberi  arah  pada  perilaku.
          Secara  psikologis,  tujuan  merupakan  titik  akhir  "sementara"  pencapaian
          kebutuhan.  Jika  tujuan  tercapai,  maka  kebutuhan  terpenuhi  untuk
          "sementara".  Jika  kebutuhan  terpenuhi,  maka  orang  menjadi  puas,  dan
          dorongan mental untuk berbuat "terhenti sementara". Sebagai ilustrasi, siswa
          kelas  tiga  SMA yang  ingin  diterima  belajar  di fakultas  teknik.  Siswa tersebut
          belajar dengan giat sejak awal.
              Dalam  belajar  ia  memiliki  tujuan  agar  hasil  belajarnya  selalu  baik.  Pada
          akhir semester, ia memiliki nilai tergolong baik dan menduduki peringkat atas
          di  kelasnya.  Ia  mempergiat  belajar,  sebab  menjadi  juara  kelas  bukan  tujuan
          yang diinginkan. Pada saat menghadapi ujian UAN ia masih bergiat belajar. Ia
          memperoleh nilai sangat baik dalam UAN. Tetapi lulus UAN bukanlah tujuan
          akhir,  hanyalah  tujuan  "sementara".  Ia  belajar  dengan  bersemangat  dalam
          menghadapi SMPTN. Dengan ketekunan belajar tersebut ia diterima di fakultas
          teknik  yang  terkenal.  Sebelum  masuk  kuliah  ia  belum  giat  belajar,  sebab
          keinginan  masuk  ke  fakultas  teknik  telah  tercapai.  Setelah  kuliah  dimulai,
          mahasiswa fakultas teknik tersebut mulai belajar lagi. Tujuan belajar yang baru
          baginya adalah lulus fakultas teknik dan memperoleh pekerjaan di perusahaan
          yang terkenal. Untuk lulus fakultas teknik tersebut ia harus lulus ujian semua
          mata kuliah. Oleh karena itu, ia bersemangat belajar tinggi menghadapi mata
          kuliah sejak semester satu. Ia memelihara semangat belajar yang tinggi sampai
          lulus  fakultas  teknik  (Koeswara,  1989;  Siagian,  1989;  Schein,  1991;  Biggs  &
          Telfer, 1987; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989).
              Lama  kekuatan  mental  dalam  diri  individu  adalah  sepanjang  tugas
          perkembangan  manusia.  Menurut  Havighurst  tugas-tugas  perkembangan
          tersebut meliputi masa bayi, anak sekolah, masa muda, masa dewasa muda,
          usia  tengah  baya,  dan masa  dewasa  lanjut.  Siswa  SMTP  dan  SMTA  memikul
          tugas  perkembangan  masa  muda.  Dalam  masa  ini  siswa  belajar  menerima
          peran di komunitasnya, belajar secara bertanggung jawab demi masa depan
          sendiri, dan belajar berbagai keterampilan hidup (Monks, Knoers, Siti Rahayu,
          1989).
              Menurut Monks, kekuatan mental atau kekuatan motivasi tersebut dapat
          dipelihara.  Perjalanan  perilaku  manusia,  termasuk  perilaku  belajar  dapat
          diperkuat  dan  dikembangkan.  Menurut  Monks,  paham-paham  interaksionis,
          paham  tugas  perkembangan,  dan  teori  emansipasi  mengakui  pentingnya
          pemeliharaan kekuatan motivasi belajar. Dorongan dari dalam atau kekuatan
          mental dan pengaruh dari luar berpengaruh pada kemajuan individu. Interaksi

                                                                 Motivasi Belajar | 45
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57