Page 57 - Belajar & Pembelajaran
P. 57
berhasil; (ii) pemberi informasi pada orang lain, seperti rasa sedih terlukis
dalam wajah, (iii) pembawa pesan dalam berhubungan dengan orang lain,
seperti pembicara yang bersemangat menimbulkan semangat kerja, dan (iv)
sumber informasi tentang diri seseorang, seperti pemerolehan rasa sehat wal
afiat. Emosi memiliki intensitas dan lama berlaku. Ada emosi yang ringan, kuat,
dan disintegratif. Emosi yang ringan berakibat meningkatkan perhatian pada
objek yang dihargai. Misalnya, orang tertarik pada tontonan yang memikat.
Emosi kuat disertai perubahan fisiologis yang kuat Misalnya orang yang marah,
maka detak jantung bertambah dan perbahasan meningkat. Emosi yang
disintegratif terjadi bila kekuatan emosi memuncak, dan terjadi perubahan
perilaku. Misalnya, orang yang berada dalam perdebatan dapat berubah
menjadi perkelahian. Dari segi lamanya berlaku, ada emosi yang berjalan
sebentar, berjam-jam, atau bahkan beberapa hari. Bagi kepentingan tugas
perkembangan maka yang diperlukan adalah emosi yang berlangsung dalam
waktu beberapa hari, berminggu-minggu, bahkan sepanjang masa belajar
(Jalalluddin Rakmat, 1991; Sumadi Suryabrata, 1991; Singgih Gunarsa, 1990;
Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Biggs & Telfer, 1987).
Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya.
Pengetahuan yang dipercaya tersebut adakalanya berdasarkan akal, ataupun
tak berdasar akal sehat. Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya
perilaku. Sebagai ilustrasi, orang tetap merokok dengan motivasi yang berbeda.
Ada yang ingin menunjukkan kejantanan, ada yang mengisi waktu luang, ada
pula yang ingin menimbulkan kreativitas. Mereka ini juga menyadari akan
bahaya merokok.
Perilaku juga terpengaruh oleh kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan
merupakan perilaku menetap dan berlangsung otomatis. Kemungkinan besar,
perilaku tersebut merupakan hasil belajar. Kemauan merupakan tindakan
mencapai tujuan secara kuat. Kemauan seseorang timbul karena adanya (i)
keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan, (ii) pengetahuan tentang cara
memperoleh tujuan, (iii) energi dan kecerdasan, dan (iv) pengeluaran energi
yang tepat untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, kebiasaan dan kemauan
seseorang mempertinggi motif untuk berperilaku. Motivasi belajar diperkuat
dengan adanya sikap, emosi, kesadaran, kebiasaan, dan kemauan (Sumadi
Suryabrata, 1991; Singgih Gunarsa, 1990; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989).
2. Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, yang
dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang dikenal
sebagai motivasi eksternal.
50 | Belajar dan Pembelajaran