Page 62 - Belajar & Pembelajaran
P. 62
hasil belajar atas tanggung jawab sendiri. Ditinjau dari segi siswa sebagai siswa,
maka emansipasi kemandirian berupa rangkaian program belajar sepanjang
hayat. Program belajar di luar rekayasa pedagogis guru adalah suatu rangkaian
dampak pengiring berupa program dan hasil belajar sepanjang hayat. Dalam
hal ini sang (Siswa telah mampu memperkuat motivasi belajarnya sendiri
karena kebutuhan aktualisasi diri. (Schein, 1991: 101-106, Koeswara, 1989;
Monks, 1989; Joyce & Weil, 1980; Winkel, 1991: 144-187.)
1. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada dalam
jaringan rekayasa pedagogis guru. Dengan tindakan pembuatan persiapan
mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi
belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa,
motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi
belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya
terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Sebagai
ilustrasi, keinginan anak untuk membaca majalah misalnya, terpengaruh oleh
kesiapan alat-alat indra untuk mengucap kata. Keberhasilan mengucap kata
dari simbol pada huruf-huruf mendorong keinginan menyelesaikan tugas baca.
(Monks, 1989; Singgih Gunarsa, 1990.)
a. Cita-Cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan
belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat
membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain selanjutnya. Keberhasilan mencapai
keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari
menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh
perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan.
Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat
memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran,
penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan
menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Keinginan
berlangsung sesaat atau dalam jangka waktu singkat, sedangkan kemauan
dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Kemauan telah disertai dengan
perhitungan akal sehat. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama,
bahkan sepanjang hayat Cita-cita siswa untuk "menjadi seseorang ..."
(gambaran ideal seperti pemain bulu tangkis dunia, misalnya) akan
memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar. Misalnya
siswa tersebut akan rajin berolah raga, melatih napas, berlari, meloncat, di
samping tekun berlatih bulu tangkis. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan
Motivasi Belajar | 55