Page 60 - Belajar & Pembelajaran
P. 60
Carl Rogers berpendapat bahwa setiap individu memiliki motivasi utama
berupa kecenderungan aktualisasi diri. Ciri kecenderungan aktualisasi diri
tersebut adalah (i) berakar dari sifat bawaan, (ii) perilaku bermotivasi
mencapai perkembangan diri optimal, (iii) pengaktualisasian diri juga bertindak
sebagai evaluasi pengalaman; hal ini berarti memilih pengalaman positif untuk
berkembang secara optimal. Pandangan positif yang datang dari orang lain
akan memperkuat kecenderungan aktualisasi diri. Adapun ciri-ciri individu yang
berkembang menjadi seorang yang beraktualisasi diri penuh adalah (i) terbuka
terhadap segala pengalaman hidup, (ii) menjalani kehidupan secara
berkepribadian; ia tidak terpaku pada masa lampau atau masa yang akan
datang, (iii) percaya pada diri sendiri, (iv) memiliki rasa kebebasan, dan (v)
memiliki kreativitas. Sebagai ilustrasi, seorang guru SMP lulusan D3. Ia bekerja
di daerah terpencil, ingin memperbaiki hidup. Ia berusaha memperoleh ijazah
sarjana lulusan administrasi UT. Ia mempunyai istri dan anak; ia bertugas
mendidik; ia jadi anggota LKMD; dan ia menyisakan waktu untuk belajar lanjut.
Ia memiliki motivasi intrinsik mewujudkan cita-cita menjadi yang terbaik di
bidang pengabdian sebagai guru. Ia memperoleh motivasi ekstrinsik, pesan
pedagogis rekan sejawat untuk maju. Ia memiliki kenalan yang menjadi rekan
mahasiswa UT. Timbulnya rasa senasib sepenanggungan sebagai guru,
mahasiswa UT, peluang kerja setelah lulus jurusan administrasi UT, mendorong
kegairahan hidup. Jabatan Kakandep Dikbud yang diraih, saat ia berusia 40
tahun, berkat tekadnya mendaftarkan diri sebagai mahasiswa UT pada saat
usia 25 tahun (Koeswara, 1989:216-241; Monks, 1989:241-260; Schein, 1991:
101-104).
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal
rekayasa pedagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya motivasi-motivasi
tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru perlu melakukan
penelitian. Ini berarti bahwa guru SLTP dan SLTA, sesuai tuntutan profesi guru,
seyogianya belajar meneliti sambil praktik mendidik di sekolah.
Adakalanya guru menghadapi siswa yang belum memiliki motivasi belajar
yang baik. Dalam hal ini seyogianya guru berpegang pada motivasi ekstrinsik.
Dengan menggunakan penguat berupa hadiah atau hukuman, seyogianya guru
memperbaiki disiplin diri siswa dalam beremansipasi.
C. MOTIVASI DALAM BELAJAR
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut
ada yang intrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi-motivasi belajar
tersebut berada di tangan para guru/pendidik dan anggota masyarakat lain.
Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar selama
minimum 9 tahun pada usia wajib belajar. Orang tua bertugas memperkuat
Motivasi Belajar | 53