Page 65 - Belajar & Pembelajaran
P. 65
samping penyeleng¬garaan tertib yang umum tersebut, maka secara individual
tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi (i)
pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar, (ii)
pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna,
dan (iii) mendidik cinta belajar.
Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar
sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga
agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Siswa sekolah pada
umumnya tergabung dalam pusat-pusat pendidikan tersebut. Guru profesional
dituntut menjalin kerja sama pedagogis dengan pusat-pusat pendidikan
tersebut. Upaya mendidikkan belajar "tertib hidup" merupakan kerja sama
sekolah dan luar sekolah. Sebagai ilustrasi, pendidikan "tertib hidup" itu
meliputi pemeliharaan kebersihan, pemeliharaan fasilitas umum, tertib lalu
lintas, tertib pergaulan, dan tertib hidup sebagai umat beragama (Winkel, 1991:
110-135; Monks, 1989: 21).
2. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Perilaku belajar merupakan salah satu perilaku. Seorang anak yang
membaca iklan surat kabar dengan keinginan mencari sekolah yang baik akan
memperoleh kepuasan karena ia memperoleh informasi yang benar. Keinginan
belajar di sekolah tertentu dipusatkan dengan iklan yang benar. Membaca
iklan tersebut memuaskan sebab ia membaca dengan motivasi mencari
sekolah. Hal tersebut tidak dialami oleh anak lain yang membaca iklan secara
iseng. Perilaku membaca pada anak "pencari informasi sekolah" berbeda
dengan perilaku membaca pada anak yang iseng membaca iklan. Motif
membaca kedua anak tersebut berbeda. Demikian halnya dengan motif belajar
pada siswa yang sedang membaca buku pelajaran. Membaca dengan motivasi
"mencari sesuatu" lebih berarti bila dibandingkan dengan membaca "tanpa
mencari sesuatu". Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan
bermacam-macam motivasi belajar. Oleh karena itu peran guru cukup banyak
untuk meningkatkan belajar.
a. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Perilaku belajar di sekolah telah menjadi pola umum. Sejak usia enam
tahun, siswa masuk sekolah selama lima-enam jam sehari. Sekurang-kurangnya
tiap siswa mengalami belajar di sekolah selama sembilan tahun. Dari segi
perkembangan, ada siswa yang semula hanya ikut-ikutan, suka bermain, belum
mengerti faedah belajar. Dengan tugas-tugas sekolahnya, kemudian mereka
mulai menyenangi belajar. Bermain-main merupakan hal yang menyenangkan
bagi sebagian besar siswa. Siswa akan menyadari bahwa bermain, belajar
sungguh-sungguh, pemberian motivasi belajar, belajar giat, istirahat, belajar
58 | Belajar dan Pembelajaran