Page 63 - Belajar & Pembelajaran
P. 63
mewujudkan aktualisasi diri. (Monks, 1989: 241-260; Schein, 1991:87-110;
Singgih Gunarsa. 1990: 183-199.)
b. Kemampuan Siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan
kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Kesukaran
mengucapkan huruf "r" misalnya, dapat diatasi dengan driil i melatih ucapan
"r" yang benar. Latihan berulang kali menyebabkan terbentuknya kemampuan
mengucapkan "r'. Dengan didukung kemampuan mengucapkan "r", atau
kemampuan mengucapkan huruf-huruf yang lain, maka keinginan anak untuk
membaca akan terpenuhi. Keberhasilan membaca suatu buku bacaan akan
menambah kekayaan pengalaman hidup. Keberhasilan tersebut memuaskan
dan menyenangkan hatinya. Secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran
membaca pada anak yang semula sukar mengucapkan huruf "r" yang benar.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi
anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. (Monks, 1989: 21;
Singgih Gunarsa, 1990: 49.)
c. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah
akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat,
kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian. Anak yang sakit
akan enggan belajar. Anak yang marah-marah akan sukar memusatkan
perhatian pada penjelasan pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat
ia akan mengejar ketinggalan pelajaran. Siswa tersebut dengan senang hati
membaca buku-buku pelajaran agar ia memperoleh nilai rapor baik, seperti
sebelum sakit. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh
pada motivasi belajar.
d. Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota
masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana
alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian
antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus
sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi
belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan
hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan
56 | Belajar dan Pembelajaran