Page 66 - Belajar & Pembelajaran
P. 66

lagi,  dan  kemudian  bekerja  adalah  pola  perilaku  kehidupan  yang  wajar  bagi
          anggota masyarakat.
              Kehadiran  siswa  di  kelas  merupakan  awal  motivasi  belajar.  Guru
          profesional tertarik perhatiannya pada membelajarkan siswa. Persoalan guru
          menghadapi siswa di kelas adalah: Apakah siswa memiliki motivasi belajar yang
          tinggi?  Apakah  motivasi  belajar  yang  tinggi  tersebut  berlaku  pada  bahan
          pelajaran  tertentu?  Apakah  motivasi  belajar  tinggi  berlaku  pada  sembarang
          jam  pelajaran?  Apakah  motivasi  belajar  tinggi  diberlakukan  oleh  siswa  pada
          setiap  gunj?  Dapatkah  motivasi  belajar  rendah  ditingkatkan  menjadi  tinggi,
          sehingga  hasil  belajar  bertambah  baik?  Pertanyaan-pertanyaan  tersebut
          merupakan bimbingan tindak pembelajaran bagi guru.
              Dalam  upaya  pembelajaran,  guru  berhadapan  dengan  siswa  dan  bahan
          belajar.  Untuk  dapat  membelajarkan  atau  mengajarkan  bahan  pelajaran
          dipersyaratkan  (i)  guru  telah  mempelajari  bahan  pelajaran,  (ii)  guru  telah
          memahami  bagian-bagian  yang  mudah,  sedang,  dan  sukar,  (iii)  guru  telah
          menguasai cara-cara mempelajari bahan, dan (iv) guru telah memahami sifat
          bahan  pelajaran  tersebut.  Sebagai  ilustrasi,  guru  yang  mengajarkan  lagu
          Indonesia Raya misalnya, harus memahami misi bahan, menguasai kata, nada,
          dan lagu, serta nuansa syair lagu tersebut.
              Upaya  pembelajaran  terkait  dengan  beberapa  prinsip  belajar.  Beberapa
          prinsip  belajar  tersebut  antara  lain  sebagai  berikut:  (1)  Belajar  menjadi
          bermakna  bila  siswa  memahami  tujuan  belajar;  oleh  karena  itu,  guru  perlu
          menjelaskan  tujuan  belajar  secara  hierarkis.  Tujuan  belajar  memahami  dan
          menghafal  syair  lagu  Indonesia  Raya  misalnya,  adalah  agar  siswa  dapat
          menyanyikan  lagu  tersebut  dengan  baik.  (2)  Belajar  menjadi  bermakna  bila
          siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya; oleh karena
          itu peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.
          (3)  Belajar  menjadi  bermakna  bila  guru  mampu  memusatkan  segala
          kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu; oleh karena itu,
          di  samping  mengajarkan  bahan  secara  terpisah-pisah,  guru  sebaiknya
          membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek. Sebagai ilustrasi
          siswa  kelas  satu  SMP  diberi  tugas  mempelajari  lalu-lintas  di  kotanya.
          Pengajaran  tentang  "lalu-lintas  di  kota"  tersebut  sesuai  dengan  kebutuhan
          hidup  siswa.  (4)  Sesuai  dengan  perkembangan  jiwa  siswa,  maka  kebutuhan
          bahan-bahan  belajar  siswa  semakin  bertambah,  oleh  karena  itu,  guru  perlu
          mengatur  bahan  dari  yang  paling  sederhana  sampai  paling  menantang.
          Seyogianya  bahan  tersebut  diatur  dalam  prinsip  memenuhi  kebutuhan
          aktualisasi  diri.  Sebagai  ilustrasi,  pada  setiap  akhir  pelajaran  bidang  studi
          misalnya, setiap  siswa  diberi  kesempatan  menampilkan  hasil  karyanya.  Pada
          pelajaran  seni  rupa  misalnya,  diselenggarakan  "pameran  lukisan",  pada

                                                                 Motivasi Belajar | 59
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71