Page 61 - Belajar & Pembelajaran
P. 61
motivasi belajar sepanjang hayat. Ulama sebagai pendidik juga bertugas
memperkuat motivasi belajar sepanjang hayat.
Perilaku belajar yang mengandung motivasi belajar, yang dikelola oleh
guru dan dihayati oleh siswa berikut: (1) Guru adalah pendidik yang berperan
dalam rekayasa pedagogis. Ia menyusun desain pembelajaran, dan
dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar. Guru bertindak membelajarkan
siswa yang memiliki motivasi intrinsik. (2) Siswa adalah pembelajar yang paling
berkepentingan dalam menghayati belajar. Ada siswa yang telah berkeinginan
memperoleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan sejak kecil. Siswa
tersebut memiliki motivasi intrinsik.
Siswa yang lain baru memiliki keinginan memperoleh pengalaman,
keterampilan, dan pengetahuan berkat teman sebayanya. Mereka ini memiliki
motivasi ekstrinsik. (3) Dalam proses belajar mengajar, guru melakukan
tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum,
atau memberi nasihat. Tindakan guru tersebut berarti menguatkan motivasi
intrinsik; tindakan guru tersebut juga berarti mendorong siswa belajar, suatu
penguatan motivasi ekstrinsik. Siswa tertarik belajar karena ingin memperoleh
hadiah atau menghindari hukuman. Dalam hal ini siswa "menghayati" motivasi
intrinsik atau motivasi ekstrinsik, dan bertambah bersemangat untuk belajar.
Sesuai dengan tugas perkembangan, maka siswa dapat bangkit untuk
beremansipasi menjadi mandiri. Emansipasi kemandirian tersebut berlangsung
sepanjang hayat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dalam memenuhi
kebutuhan pribadi.(4) Dengan belajar yang bermotivasi, siswa memperoleh
hasil belajar. Hasil belajar dapat dikategorikan sebagai hasil belajar sementara,
bagian, tak lengkap, atau yang lengkap. Dari segi rekayasa, maka hasil belajar
tersebut dibedakan menjadi (5) Dampak pengajaran dan dampak pengiring. (5)
Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur, yang
terwujud dalam nilai rapor, nilai UAN , nilai ijazah, atau transkrip IP. Sebagian
besar rekayasa pedagogis guru terwujud sampai pada dampak pengajaran. (6)
Dampak pengiring adalah unjuk kerja siswa setelah mereka lulus ujian atau
merupakan transfer hasil belajar di sekolah. Munculnya dampak pengiring bila
lulusan sekolah menghadapi masalah. Dampak pengiring terletak dalam
kepentingan siswa sendiri. Dari segi tugas perkembangan jiwa, maka dampak
pengiring merupakan unjuk kerja tugas perkembangan untuk mencapai
aktualisasi diri secara penuh. Dampak pengiring merupakan sarana untuk
melakukan emansipasi kemandirian bagi siswa. (7) Setelah siswa lulus sekolah,
sekurang-kurangnya selesai wajib belajar sembilan tahun, maka diharapkan
mengembangkan diri lebih lanjut. Lulusan sekolah dapat membuat program
belajar sepanjang hayat, lewat jalur sekolah atau luar sekolah. (8) Dengan
memrogram belajar sendiri secara berkesinambungan, maka ia memperoleh
54 | Belajar dan Pembelajaran