Page 59 - Belajar & Pembelajaran
P. 59

menekankan pentingnya motivasi ekstrinsik. Maslow dan Rogers menunjukkan
          bahwa kedua motivasi tersebut sama pentingnya.
              Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di sekolah dan di masyarakat. Hadiah
          dan  hukuman  sering  digunakan  untuk  meningkatkan  kegiatan  belajar.  Jika
          siswa  belajar  dengan  hasil  sangat  memuaskan,  maka  ia  akan  memperoleh
          hadiah  dari  guru  atau  orang  tua.  Sebaliknya,  jika  hasil  belajar  tidak  baik,
          memperoleh  nilai  kurang,  maka  ia  akan  memperoleh  "peringatan  atau
          hukuman"  dari  guru  atau  orang  tua.  "Peringatan"  tersebut  tidak
          menyenangkan  siswa.  Motivasi  belajar  meningkat,  sebab  siswa  tidak  senang
          memperoleh "peringatan" dari guru atau orang tua. Dalam hal ini, hukuman
          dan juga hadiah dapat merupakan motivasi ekstrinsik bagi siswa untuk belajar
          dengan bersemangat (Siagian, 1989; Monks, Knoers, Siti Rahayu, 1989; Biggs &
          Telfer, 1987; Winkel, 1991).
              Ada  baiknya  juga  memperhatikan  pandangan  Maslow  dan  Rogers  yang
          mengakui pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Maslow setiap
          individu  bermotivasi  untuk  mengaktualisasikan  diri.  Ia  menemukan  15  ciri
          orang  yang  mampu  mengaktualisasikan  diri.  Ciri  tersebut  adalah  (i)
          berkemampuan  mengamati  suatu  realitas  secara  efisien,  apa  adanya,  dan
          terbatas  dari  subjektivitas,  (ii)  dapat  menerima  diri  sendiri  dan  orang  lain
          secara wajar, (iii) berperilaku spontan, sederhana, dan wajar, (iv) terpusat pada
          masalah atau tugasnya, (v) memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang
          tinggi,  (vi)  memiliki  kebebasan  dan  kemandirian  terhadap  lingkungan  dan
          kebudayaannya; ia mampu mendisiplinkan diri, aktif, dan bertanggung jawab
          atas  dirinya.  Penghormatan  berlebihan,  pemberian  status,  popularitas
          dianggap kurang penting dibandingkan dengan perkembangan diri, (vii) dapat
          menghargai  dengan  rasa  hormat  dan  penuh  gairah,  (viii)  dapat  mengalami
          pengalaman puncak, seperti terwujud dalam kreativitas, penemuan, kegiatan
          intelektual,  atau  kegiatan  persahabatan,  (ix)  memiliki  rasa  keterikatan,
          solidaritas kemanusiaan yang tinggi, (x) dapat menjalin hubungan pribadi yang
          wajar, (xi) memiliki watak terbuka dan bebas prasangka, (xii) memiliki standar
          kesusilaan tinggi, (xiii) memiliki rasa humor terpelajar, (xiv) memiliki kreativitas
          dalam  bidang  kehidupan,  seperti  dalam  pengetahuan,  kesenian,  atau
          keterampilan  hidup  tertentu,  dan  (xv)  memiliki  otonomi  tinggi.  Motivasi
          mengaktualisasikan  diri  tersebut  berjalan  sesuai  dengan  kemampuan  tiap
          orang. Upaya memuaskan kebutuhan aktualisasi diri tersebut tentu saja tidak
          mudah. Sebagai ilustrasi, dapat diperhitungkan betapa sulitnya seseorang anak
          desa, yang berjuang sepanjang hayat, yang dikemudian hari diberi kepercayaan
          memimpin negara dan bangsa oleh seluruh rakyat. Apakah ia memiliki motivasi
          intrinsik? Apakah itu berkat motivasi ekstrinsik? Atau kah campuran keduanya?
          Hal ini perlu diteliti.

          52 | Belajar dan Pembelajaran
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64