Page 53 - Belajar & Pembelajaran
P. 53

kekuatan mental  dan  lingkungan  luar  tersebut  ditentukan  pula  oleh  respons
          dan  prakarsa  pribadi  pelaku  (Monks,  Knoers,  Siti  Rahayu,  1989;  Koeswara,
          1989; Biggs & Telfer, 1987).

          2.  Pentingnya Motivasi dalam Belajar
              Penelitian  psikologi  banyak  menghasilkan  teori-teori  motivasi  tentang
          perilaku. Subjek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan dan ada yang
          berupa manusia. Peneliti yang menggunakan hewan adalah tergolong peneliti
          biologis  dan  behavioris.  Peneliti  yang  menggunakan  terteliti  manusia  adalah
          peneliti kognitif. Temuan ahli-ahli tersebut bermanfaat untuk bidang industri,
          tenaga kerja, urusan pemasaran, rekruting militer, konsultasi, dan pendidikan.
          Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan
          mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi.
              Perilaku  yang  penting  bagi  manusia  adalah  belajar  dan  bekerja.  Belajar
          menimbulkan  perubahan  mental  pada  diri  siswa.  Bekerja  menghasilkan
          sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan
          motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi
          tersebut  perlu  dimiliki  oleh  siswa  SLTP  dan  SLTA.  Sedangkan  guru  SLTP  dan
          SLTA dituntut memperkuat motivasi siswa SLTP dan SLTA (Monks, Knoers, Siti
          Rahayu, 1989; Biggs & Telfer, 1987; Winkel, 1991).
              Motivasi  belajar  penting  bagi  siswa  dan  guru.  Bagi  siswa  pentingnya
          motivasi  belajar  adalah  sebagai  berikut:  (1)  Menyadarkan  kedudukan  pada
          awal  belajar,  proses,  dan  hasil  akhir;  contohnya,  setelah  seorang  siswa
          membaca  suatu  bab  buku  bacaan,  dibandingkan  dengan  temannya  sekelas
          yang juga membaca bab tersebut; ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia
          terdorong  membaca  lagi.  (2)  Menginformasikan  tentang  kekuatan  usaha
          belajar,  yang  dibandingkan  dengan  teman  sebaya;  sebagai  ilustrasi,  jika
          terbukti  usaha  belajar  seorang  siswa  belum  memadai,  maka  ia  berusaha
          setekun temannya yang belajar dan berhasil. (3) Mengarahkan kegiatan belajar,
          sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius,
          terbukti  banyak  bersenda  gurau  misalnya,  maka  ia  akan  mengubah  perilaku
          belajarnya. (4) Membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi, jika ia telah
          menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka
          ia  berusaha  agar  cepat  lulus.  (5)  Menyadarkan  tentang  adanya  perjalanan
          belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain)
          yang  berkesinambungan;  individu  dilatih  untuk  menggunakan  kekuatannya
          sedemikian  rupa  sehingga  dapat  berhasil.  Sebagai  ilustrasi,  setiap  hari  siswa
          diharapkan  untuk  belajar  di  rumah,  membantu  pekerjaan  orang  tua,  dan
          bermain dengan teman sebaya; apa yang dilakukan diharapkan dapat berhasil
          memuaskan.  Kelima  hal  tersebut  menunjukkan  betapa  pentingnya  motivasi

          46 | Belajar dan Pembelajaran
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58