Page 16 - Penanganan Pasca Panen
P. 16
9
A. PASCA PANEN PADI
Pascapanen padi adalah tahapan kegiatan yang dimulai sejak pemanenan sampai
siap dikonsumsi atau siap dipasarkan. Penanganan pascapanen padi meliputi
semua kegiatan perlakuan dan pengolahan yang meliputi panen, penumpukan dan
pengumpulan, perontokan, pengeringan dan penyimpanan.
1. Panen
Waktu panen padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat dan menggunakan
alat panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan dan ekonomis. Umur
panen padi yang tepat dapat dicirikan dengan tanda tanda berikut: 1) 90 – 95 %
malai padi menguning, 2) malai padi berumur 30-35 hari berbunga merata, 3)
kadar air gabah diukur dengan mouisture tester menunjukkan kadar 22-26 %. Alat
panen padi dapat menggunakan ani ani, sabit, alsintan mesin reaper, striper dan
combine (Nugraha, 2012) (Gambar 1).
2. Penumpukan dan Pengumpulan Padi
Merupakan tahapan awal dari kegiatan pasca panen. Jika penumpukan dan
pengumpulan tidak dilakukan dengan benar akan berdampak pada kehilangan
hasil yang tinggi. Saat penumpukan dan pengumpulan padi agar tidak
menimbulkan kehilangan hasil yang tinggi dianjurkan menggunakan alas. Dengan
menggunakan alas pada saat penumpukan dan pengumpulan padi kehilangan hasil
dapat ditekan antara 0,94 – 2,36 %
3. Perontokan
Pada proses perontokan padi sering kali terjadi kehilangan hasil cukup tinggi
mencapai 5%. Hal ini disebabkan perlakuan perontokan padi masih menggunakan
alat tradisional dengan cara digebot. Kemajuan teknologi yang berkembang
perontokan padi dianjurkan menggunakan pedal thresher dan power threser.
Perontokan padi dengan cara digebot membutuhkan tenaga kerja yang banyak
untuk setiap alat gebotnya, nilai kehilangan hasilnya tinggi. Sedangkan
perontokan padi model pedal threser tenaga kerja yang dibutuhkan cukup 1 orang
setiap alatnya dengan mengandalkan tenaga manusia sebagai mesin penggerak.